14 Januari 2009

Bu Joko si Penjual Nasi Uduk yg berhati mulia

Tiap pagi, bu Joko sang penjual nasi uduk, selalu berkeliling komplekku, beliau menjajakan nasi uduknya dan menawarkan dari pintu kepintu. Nasi uduk buatannya enakk sekali, apalagi tempe mendoan dan bakwan nya, .

Hampir tiap pagi hujan, namun, bu Joko tetap saja menjajakan nasi uduknya, Tadi pagi aku tanya, bu Joko kenapa sih kok gak jualan di rumah aja?apalagi hujan-hujan seperti ini, "gpp bunda, disebelah rumahku sudah ada yg berjualan nasi uduk, takut menyinggung perasaan tetanggaku, lagi pula kan lebih enak seperti ini, aku bisa berjualan sambil olah raga, lagian hujan-hujan seperti ini kasian anak-anak sekolah yg mau sarapan, nanti mereka kehujanan, ujarnya" bu Joko...bu Joko...dalam hatiku, ibu satu ini memang baik hati sekali, juga sangat penyayang anak-anak, kadang anak-anak yg tidak bisa bayarpun, suka diberikan nasi uduk secara cuma-cuma.

lalu ku minta bu Joko utk membungkuskan 2 nasi uduk, 1 bungkus bihun goreng, 4 tempe mendoan dan 2 bakwan goreng utk sarapan pagiku beserta keluargaku. Dengan cekatan bu Joko mulai membungkus semua pesananku, tidak berapa lama kemudian si bungsuku (Mesya) datang dan meminta tempe, segera bu Joko memberikan tempe sambil mencium kening anakku, sebait doa indah terucap dari mulutnya "cepat besar dan jd anak yang sholeh ya cantikk...".

Berapa semuanya bu Joko??? lima ribu bunda, "hah..??? lima ribu??? bu Joko gak salah hitung?? ujar ku??? engga, bener kok segitu bun, aku masih penasaran dan g percaya, kok murah banget, pikirku....sambil berjongkok, ku tanya bu Joko, ibu bener nih, semuanya cuma lima ribu??? terus ibu dapat untungnya berapa??? beras aja kan sekarng sudah mahal bu....??? sembil tersenyum ramah bu Joko menjawab : tenang aja bunda, saya sudah dapat keuntungan dari Allah.

"Sesungguhnya tiap amal perbuatan itu tergantung pada niatnya. Dan yang dianggap bagi tiap manusia apa yang ia niatkan. Maka yang hijrahnya tulus ikhlas menurut kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrah itu diterima oleh Allah dan Rasulullah. Dan siapa yang niat hijrahnya untuk dunia (kekayaan) yang akan didapat (dikejar), atau wanita yang akan dikawin, maka hijrah itu terhenti pada niat hijrah yang ia tuju". (Bukhari, Muslim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar