04 Agustus 2009

Dadaku sakit, bun!

Jumat sore, aku dan kawan-kawan menjenguk Ananda Hendrik.

Kulihat Hendrik terbaring lemas dan wajahnya terlihat pucat, dengan tangan didada berusaha menahan rasa sakit, Hendrik mencoba tetap duduk menyambut kehadiran kami, dan Hendrik tetep berusaha terlihat tegar....

Ku sambut jabat tangan Hendrik dengan hangat, ku belai kepala anak itu, sambil batin ku berucap “dari dulupun kami tahu Nak, engkau adalah anak yang sangat tegar dan mengagumkan, untuk saat ini…kami tidak lagi memerlukan bukti ketegaran hati mu itu…”

Tidak banyak yang ku katakan kepada Hendrik, karena Hendrik pun Nampak sangat sulit untuk di ajak bicara, oksigen tetap berada di hidungnya dan jarum infuspun masih menancap di tangannya…nampak sekali Hendrik tidak nyaman dengan keadaan tersebut karena baru kali ini dia mengalami hal ini.

Disudut tempat tidur, bu Sri bercerita betapa dia berjuang semalam sendirian tanpa seorangpun yang membantu mereka, dengan kekuatan seorang ibu, beliau membopong sang buah hati naik ke motornya untuk mencari rumah sakit terdekat....sementara Hendrik terkulai lemas tanpa daya di boncengan motor ibunya....mungkin saat itu semua mahluk di sekitar sedang tertidur lelap dibuai mimpi indahnya....sementara ibunda Hendrik berjuang dari satu rumah sakit kerumah sakit lainnya sambil membopong Hendrik yang sedang berjuang mempertahankan nyawannya…. penolakan demi penolakan yang diterima ibu Sri dikarenakan mereka orang miskin ….(pahit sekali menulis kata-kata ini)… tidak membuat ibu Sri menjadi putus asa, beliau terus berjuang , apapun akan aku lakukan demi menyelamatkan nyawa sang buah hatiku itu ucapan dari ibu Sri sambil mengusap air matanya....

Hari ini Hendrik terpaksa dipulangkan dari rumah sakit, karena keterbatasan biaya yang mereka miliki….bu Sri katakan sesungguhnya Hendrik harus dioperasi karena KLEP JANTUNGNYA BOCOR….. kami tidak akan sanggup untuk melakukan itu bunda….biarlah aku merawat Hendrik dirumah saja…..miris sekali hati ini mendengar kabar tersebut….Hendrik yang kukenal sebagai pejuang dan tulang punggung keluarganya diharuskan tidak lagi banyak beraktivitas….Hendrik harus banyak beristirahat….diujung telp Hendrik bicara “bagaimana Hendrik bisa bantu mama dalam mencari uang lagi bunda, kalau keadaan Hendrik seperti ini….???.....”

Tuhan….Engkau lah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang…..semua ini adalah kehendakMu, kami pasrahkan dan serahkan hanya kepadaMU, semoga kami menjadi hamba-hambaMu yang ikhlas dalam menerima semua ketentuan dan kehendakMu.

23 Juni 2009

Oh Kakak!

"aku gak mau punya adik seperti caca! dia nyebelin!!"....itu kalimat yang keluar dari mulut sulung ku."loh...lohh....ada apa ini? kok tau-tau kakak marah-marah, biasanya 'ayang gak seperti ini , ujar ku

masih dengan nada marah, "iya, abis aca itu nyebelin banget, selalu saja mau tau urusan kakak, masa sms kakak dibaca-baca, terus apa yang kakak kerjakan pasti dia ngikut-ngikut dech, pokoknya kakak gak mau punya adik aca!

"hmmm.....aku tersenyum bijak, ku ajak anakku duduk disebelahku...kudengar napasnya masih memburu menahan marah, ku belai rambutnya dengan kasih ku sebagai seorang ibu....dlm hati ku berdoa agar amarah itu pergi dari buah hati ku ini.

"kak...setahu bunda, kakak memiliki seorang sahabat yang sangat kakak kagumi, benar gak? anak ku mengangukkan kepalanya...kakak suka cerita tentang kehebatan-kehebatan sahabat kakak itu....
Biasanya nih kak...kalau kita mengangumi sahabat, kita mungkin akan bilang ke orang-orang, " Dia seperti saudara buatku".

nah...sekarang, coba kakak bayangkan kalau Dia adalah juga saudara kakak sendiri?Mungkin saat ini kakak belum mengangap aca sebagai sahabat, tapi tunggu dech sampai kakak lebih dewasa, kakak dan aca pasti bisa menjadi sahabat yang sangat ideal.....

kok bisa gitu bun...? tanya anak ku

"iya ... karena kebersamaan kalian yang sangat lama dan juga kesamaan genetik kalian karena kalian bersaudara.....jawabku, Lovel menatap wajahku lama, berusaha utk memahami kata-kataku.

"kelak suatu saat kakak akan menemukan bahwa sebenarnya aca sangat menyenangkan dan murah hati"

Kutatap mata anak ku dalam, ada riak air mata disana, ku tahu dia mulai memahami dan menyesali sikapnya....ku peluk dia dengan kasih ku sambil ku bisikkan " kakak jauh lebih beruntung dari bunda karena kakak mempunyai saudara...." Pelukan dari tangan kecil itu terasa makin erat, airmata membasahi bajuku.... kutahu pasti kemarahan itu sudah pergi jauh dari buah hati ku....

"Persahabatan antar saudari yang dapat saling berbagi terlalu berharga untuk dibiarkan Retak"

27 Mei 2009

Nikmatnya Ma'rifat

Sepoi angin malam menghembus lemah dari celah-celah jendela kamarku, sapaan sang angin, begitu menyejukkan badanku....
Pikiranku pun melayang jauh....membawa angan keharibaanMU.

Mataku pun tertutup rapat....namun kalbuku terbuka, menunggu kedatangan kasihMu, bagaikan bunga yang hendak bermekaran....

Kekasihku....isi hatiku dengan kata-katamu, penuhi dadaku dengan cahayamu....biar mataku berbinar....biar senyumku tersungging indah

Lalu....dengan apakah ku bandingkan pertemuan kita ini kasihku?

"Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong di dalam gua mereka kesebelah kanan, dan bila matahari itu terbenam menjauhi mereka kesebelah kiri sedang mereka masih berada dalam tempat luas dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk, dan barang siapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tak akan mendapatkan seorang pemimpin yang dapat memberi petunjuk," (Kaff 18:17)

18 Mei 2009

Mukasafah pertamaku (10-05-09)


Sang Fajar terbit begitu indah, sinarnya memancar hingga ke relung kalbu
Pagi ini, Sang Guru berkehendak mengantarku sampai kepada penyaksian.
Dalam damai, aku duduk bertafakur bersama sang Waliy Mursidan
Suasana begitu hening….hening sekali bahkan suara jantungku pun bisa kudengar.

Ku tundukan kepalaku lebih dalam , dengan hati yang ikhlas, ku pasrahkan diriku kepadaNya, aku hanya hendak bertemu dengan Mu, Wahai Tuhanku! Perlihatkanlah diri Engkau kepadaku, agar dapat kulihat.

Tiba-tiba terang menyelimuti semesta, sejuta bintang ada di atasku….indah….begitu indah, hatiku terasa damai…..air mengalir di kakiku dan Cahaya itu terus memancarkan keindahannya, Bulan,Bintang, Kilat, dan Matahari semua begitu dekat dan sinarnya menyinari tubuhku, aku tergugu, tidak ada lagi kata-kata yang bisa ku ucapkan.

Tiga Puluh Enam tahun sudah aku mencariMu, kini aku menyaksikanMu, kujeritkan kepada dunia bahwa aku menyaksikanMu...aku menyaksikanMu dan aku berMarifatullah denganMu, Maha Suci Engkau!

Sungguh alangkah megahnya Engkau, kini aku mulai beriman kepada-Mu, Tuhan Semesta Alam.

Sudah cukup!…aku sudah tidak ingin apa-apa lagi dariMu, bahkan surgaMu pun tidak lagi ku inginkan.

Wahai Kekasihku, aku hanya ingin Engkau tetap hadir dalam nyata atau samar, tetapkanlah penglihatanku kepadaMu, ambilah pandangan majazi ini. Kurniakan ku CahayaMu sebagai penglihatanku, agar tidak ada lagi yang aku pandang melainkan hanya Engkau saja yang terlihat hingga sampai pada saatnya nanti Engkau menjemputku.

“Dan sesungguhnya telah kami adakan dilangit Bintang-bintang dan kami jadikan indah kelihatan bagi orang-orang yang memandang” (Al-Hijr 15: 16-17)

Tawajjuh


Tawajjuh ialah konsentrasi, perhatian penuh untuk menghadapkan wajah kepada Allah.

Tawajjuh dapat mengacu pada konsentrasi spiritual antara Mursyid dan Murid pada tataran makna yang lebih tinggi, Tawajjuh berarti perhatian Allah kepada si Fakir sudah menyambung.

Pada kesempatan demikian menyebabkan Wujud itu mewujud kepadanya, maka berlakulah baginya surat Al-An'am 6:162

"Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup matiku, aku serahkan kepada Allah Tuhan Semesta Alam"

Untuk itu si Fakir hendaklah mempersiapkan diri sebelum Tawajjuh

Berfirman Tuhan:
"Kamu takkan dapat melihatKu, tetapi lihatlah "gunung" itu jika gunung tetap berada ditempatnya, nanti kamu dapat melihat-Ku" Takkala terang Cahaya Tuhannya nampak di gunung itu, maka menjadikan gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan (tidak ingat kepada dunianya) lagi. Setelah Musa bangun dari pingsannya, lalu ia berkata: "alangkah mengahnya Engkau, kini aku mulai beriman kepada-Mu dan aku baru mula-mula beriman Tuhan semesta Alam" (Al-A'raaf 7:143)

Ayat diatas merupakan ayat kias (mutasyabihat) diperuntukan bagi setiap umat, dan itu lah hasil tawajjuh.

Nabi Musa diturunkan untuk dicontoh dan diteladani. Beruntunglah mereka yang mau dan mampu mencontoh perjalanan hakekat dari Nabi Musa kemudian mengikuti perjalanan dunianya Nabi Muhammad SAW.

Sebenarnya perjalanan Nabi Muhammad, untuk menuju kepada Tuhan sudah dicontoh pula, sebagaimana ucapan Nabi "Marifat itu modal dasarku"

"Orang-orang yang mengetahui, bahwa mereka akan beriman kepada Tuhannya" (Al-Bagarah 2:45)

Itulah orang yang menyakini untuk ber Tawajjuh.

Wujud itu adalah Maha Ghaib, tetapi Dia juga Maha Pasti, maka dengan kepastian-Nya itulah umat dapat menemui-Nya. KeberadaanNya yang amat dekat dengan umat-Nya, dapat menjamin keselamatan dan ketentraman setiap umat yang telah mengenal eksistensi WUJUD NYA.

Perjalanan ini memerlukan bimbingan oleh seorang Guru Mursyid. kesulitannya, bahwa Mursyid itu tidak menampakkan diri. Maka dikatakan langka, dimaksudkan langka karena tidak menampilkan figur. Namun bagi sesorang yang benar-benar menjadi Fakir kepada Allah, maka niat baik tersebut pasti akan sampai.

Mereka yang belum menemukan ilmu Marifatullah (mengenal Wujud), maka Wujud yang disembahnya menjadi samar atau ghaib. Perjalanan seseorang menuju kepada-Nya menjadi tidak pasti atau samar.

"Dialah (Allah Ta'ala) yang awal dengan tiada permulaan, dan yang akhir, tiada berakhir dan yang nampak, dan yang samar' (Al-Hadid 57:3)

Penampakan dengan kepastian itulah, dasar penyembahan manusia kepada Wujud-Nya. Bila yang disembah itu tidak jelas atau ghaib, maka hal yang demikian sama dengan dibalik tirai.

Bila penyembahan serta hubungan kepada Allah dibalik tirai, maka samalah Insan dengan mahluk selain manusia. Perbuatan demikian adalah sia-sia, dan itulah yang diingatkan Nabi Ibrahin kepada bapaknya didalam surat Maryam 19: (42&43)

"Ketika dia berkata kepada orang tuanya, Wahai Bapakku, "kenapa engkau menyembah kepada yang tidak melihat dan terlihat, tentu hal demikian tidak berguna sedikitpun. Wahai orang tuaku, sesungguhnya aku telah memperoleh ilmu yang belum engkau ketahui. Sebab itu ikutlah aku, niscaya akan aku tunjukkan WujudNya kepadamu"

Nabi Ibrahim yang telah menerima ilmu laduni dari sisi Allah (surat Al-Khafi 18:65), dan telah diizinkan Allah sebagai Guru Besar Tauhid. Beliau telah berhasil Memarifatkan Ismail, yang di simboliskan dengan qurban (bukan qurban domba). Lalu Nabi Ibrahim ingin memarifatkan orang tuanya, namun orang tuanya menolak.

Oleh sebab itu, Nabi Muhammad Saw mengingatkan :

"JANGAN ENGKAU BERIKAN ILMU BERMANFAAT ITU KEPADA ORANG YANG TIDAK MEMERLUKAN, ITU ADALAH ZALIM. DAN JANGAN PULA ENGKAU TIDAK MEMBERIKAN KEPADA ORANG YANG MEMERLUKAN, DAN ITU JUGA ZALIM"