04 Agustus 2009

Dadaku sakit, bun!

Jumat sore, aku dan kawan-kawan menjenguk Ananda Hendrik.

Kulihat Hendrik terbaring lemas dan wajahnya terlihat pucat, dengan tangan didada berusaha menahan rasa sakit, Hendrik mencoba tetap duduk menyambut kehadiran kami, dan Hendrik tetep berusaha terlihat tegar....

Ku sambut jabat tangan Hendrik dengan hangat, ku belai kepala anak itu, sambil batin ku berucap “dari dulupun kami tahu Nak, engkau adalah anak yang sangat tegar dan mengagumkan, untuk saat ini…kami tidak lagi memerlukan bukti ketegaran hati mu itu…”

Tidak banyak yang ku katakan kepada Hendrik, karena Hendrik pun Nampak sangat sulit untuk di ajak bicara, oksigen tetap berada di hidungnya dan jarum infuspun masih menancap di tangannya…nampak sekali Hendrik tidak nyaman dengan keadaan tersebut karena baru kali ini dia mengalami hal ini.

Disudut tempat tidur, bu Sri bercerita betapa dia berjuang semalam sendirian tanpa seorangpun yang membantu mereka, dengan kekuatan seorang ibu, beliau membopong sang buah hati naik ke motornya untuk mencari rumah sakit terdekat....sementara Hendrik terkulai lemas tanpa daya di boncengan motor ibunya....mungkin saat itu semua mahluk di sekitar sedang tertidur lelap dibuai mimpi indahnya....sementara ibunda Hendrik berjuang dari satu rumah sakit kerumah sakit lainnya sambil membopong Hendrik yang sedang berjuang mempertahankan nyawannya…. penolakan demi penolakan yang diterima ibu Sri dikarenakan mereka orang miskin ….(pahit sekali menulis kata-kata ini)… tidak membuat ibu Sri menjadi putus asa, beliau terus berjuang , apapun akan aku lakukan demi menyelamatkan nyawa sang buah hatiku itu ucapan dari ibu Sri sambil mengusap air matanya....

Hari ini Hendrik terpaksa dipulangkan dari rumah sakit, karena keterbatasan biaya yang mereka miliki….bu Sri katakan sesungguhnya Hendrik harus dioperasi karena KLEP JANTUNGNYA BOCOR….. kami tidak akan sanggup untuk melakukan itu bunda….biarlah aku merawat Hendrik dirumah saja…..miris sekali hati ini mendengar kabar tersebut….Hendrik yang kukenal sebagai pejuang dan tulang punggung keluarganya diharuskan tidak lagi banyak beraktivitas….Hendrik harus banyak beristirahat….diujung telp Hendrik bicara “bagaimana Hendrik bisa bantu mama dalam mencari uang lagi bunda, kalau keadaan Hendrik seperti ini….???.....”

Tuhan….Engkau lah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang…..semua ini adalah kehendakMu, kami pasrahkan dan serahkan hanya kepadaMU, semoga kami menjadi hamba-hambaMu yang ikhlas dalam menerima semua ketentuan dan kehendakMu.

23 Juni 2009

Oh Kakak!

"aku gak mau punya adik seperti caca! dia nyebelin!!"....itu kalimat yang keluar dari mulut sulung ku."loh...lohh....ada apa ini? kok tau-tau kakak marah-marah, biasanya 'ayang gak seperti ini , ujar ku

masih dengan nada marah, "iya, abis aca itu nyebelin banget, selalu saja mau tau urusan kakak, masa sms kakak dibaca-baca, terus apa yang kakak kerjakan pasti dia ngikut-ngikut dech, pokoknya kakak gak mau punya adik aca!

"hmmm.....aku tersenyum bijak, ku ajak anakku duduk disebelahku...kudengar napasnya masih memburu menahan marah, ku belai rambutnya dengan kasih ku sebagai seorang ibu....dlm hati ku berdoa agar amarah itu pergi dari buah hati ku ini.

"kak...setahu bunda, kakak memiliki seorang sahabat yang sangat kakak kagumi, benar gak? anak ku mengangukkan kepalanya...kakak suka cerita tentang kehebatan-kehebatan sahabat kakak itu....
Biasanya nih kak...kalau kita mengangumi sahabat, kita mungkin akan bilang ke orang-orang, " Dia seperti saudara buatku".

nah...sekarang, coba kakak bayangkan kalau Dia adalah juga saudara kakak sendiri?Mungkin saat ini kakak belum mengangap aca sebagai sahabat, tapi tunggu dech sampai kakak lebih dewasa, kakak dan aca pasti bisa menjadi sahabat yang sangat ideal.....

kok bisa gitu bun...? tanya anak ku

"iya ... karena kebersamaan kalian yang sangat lama dan juga kesamaan genetik kalian karena kalian bersaudara.....jawabku, Lovel menatap wajahku lama, berusaha utk memahami kata-kataku.

"kelak suatu saat kakak akan menemukan bahwa sebenarnya aca sangat menyenangkan dan murah hati"

Kutatap mata anak ku dalam, ada riak air mata disana, ku tahu dia mulai memahami dan menyesali sikapnya....ku peluk dia dengan kasih ku sambil ku bisikkan " kakak jauh lebih beruntung dari bunda karena kakak mempunyai saudara...." Pelukan dari tangan kecil itu terasa makin erat, airmata membasahi bajuku.... kutahu pasti kemarahan itu sudah pergi jauh dari buah hati ku....

"Persahabatan antar saudari yang dapat saling berbagi terlalu berharga untuk dibiarkan Retak"

27 Mei 2009

Nikmatnya Ma'rifat

Sepoi angin malam menghembus lemah dari celah-celah jendela kamarku, sapaan sang angin, begitu menyejukkan badanku....
Pikiranku pun melayang jauh....membawa angan keharibaanMU.

Mataku pun tertutup rapat....namun kalbuku terbuka, menunggu kedatangan kasihMu, bagaikan bunga yang hendak bermekaran....

Kekasihku....isi hatiku dengan kata-katamu, penuhi dadaku dengan cahayamu....biar mataku berbinar....biar senyumku tersungging indah

Lalu....dengan apakah ku bandingkan pertemuan kita ini kasihku?

"Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong di dalam gua mereka kesebelah kanan, dan bila matahari itu terbenam menjauhi mereka kesebelah kiri sedang mereka masih berada dalam tempat luas dalam gua itu. Itu adalah sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Allah. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk, dan barang siapa yang disesatkan-Nya, maka kamu tak akan mendapatkan seorang pemimpin yang dapat memberi petunjuk," (Kaff 18:17)

18 Mei 2009

Mukasafah pertamaku (10-05-09)


Sang Fajar terbit begitu indah, sinarnya memancar hingga ke relung kalbu
Pagi ini, Sang Guru berkehendak mengantarku sampai kepada penyaksian.
Dalam damai, aku duduk bertafakur bersama sang Waliy Mursidan
Suasana begitu hening….hening sekali bahkan suara jantungku pun bisa kudengar.

Ku tundukan kepalaku lebih dalam , dengan hati yang ikhlas, ku pasrahkan diriku kepadaNya, aku hanya hendak bertemu dengan Mu, Wahai Tuhanku! Perlihatkanlah diri Engkau kepadaku, agar dapat kulihat.

Tiba-tiba terang menyelimuti semesta, sejuta bintang ada di atasku….indah….begitu indah, hatiku terasa damai…..air mengalir di kakiku dan Cahaya itu terus memancarkan keindahannya, Bulan,Bintang, Kilat, dan Matahari semua begitu dekat dan sinarnya menyinari tubuhku, aku tergugu, tidak ada lagi kata-kata yang bisa ku ucapkan.

Tiga Puluh Enam tahun sudah aku mencariMu, kini aku menyaksikanMu, kujeritkan kepada dunia bahwa aku menyaksikanMu...aku menyaksikanMu dan aku berMarifatullah denganMu, Maha Suci Engkau!

Sungguh alangkah megahnya Engkau, kini aku mulai beriman kepada-Mu, Tuhan Semesta Alam.

Sudah cukup!…aku sudah tidak ingin apa-apa lagi dariMu, bahkan surgaMu pun tidak lagi ku inginkan.

Wahai Kekasihku, aku hanya ingin Engkau tetap hadir dalam nyata atau samar, tetapkanlah penglihatanku kepadaMu, ambilah pandangan majazi ini. Kurniakan ku CahayaMu sebagai penglihatanku, agar tidak ada lagi yang aku pandang melainkan hanya Engkau saja yang terlihat hingga sampai pada saatnya nanti Engkau menjemputku.

“Dan sesungguhnya telah kami adakan dilangit Bintang-bintang dan kami jadikan indah kelihatan bagi orang-orang yang memandang” (Al-Hijr 15: 16-17)

Tawajjuh


Tawajjuh ialah konsentrasi, perhatian penuh untuk menghadapkan wajah kepada Allah.

Tawajjuh dapat mengacu pada konsentrasi spiritual antara Mursyid dan Murid pada tataran makna yang lebih tinggi, Tawajjuh berarti perhatian Allah kepada si Fakir sudah menyambung.

Pada kesempatan demikian menyebabkan Wujud itu mewujud kepadanya, maka berlakulah baginya surat Al-An'am 6:162

"Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup matiku, aku serahkan kepada Allah Tuhan Semesta Alam"

Untuk itu si Fakir hendaklah mempersiapkan diri sebelum Tawajjuh

Berfirman Tuhan:
"Kamu takkan dapat melihatKu, tetapi lihatlah "gunung" itu jika gunung tetap berada ditempatnya, nanti kamu dapat melihat-Ku" Takkala terang Cahaya Tuhannya nampak di gunung itu, maka menjadikan gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan (tidak ingat kepada dunianya) lagi. Setelah Musa bangun dari pingsannya, lalu ia berkata: "alangkah mengahnya Engkau, kini aku mulai beriman kepada-Mu dan aku baru mula-mula beriman Tuhan semesta Alam" (Al-A'raaf 7:143)

Ayat diatas merupakan ayat kias (mutasyabihat) diperuntukan bagi setiap umat, dan itu lah hasil tawajjuh.

Nabi Musa diturunkan untuk dicontoh dan diteladani. Beruntunglah mereka yang mau dan mampu mencontoh perjalanan hakekat dari Nabi Musa kemudian mengikuti perjalanan dunianya Nabi Muhammad SAW.

Sebenarnya perjalanan Nabi Muhammad, untuk menuju kepada Tuhan sudah dicontoh pula, sebagaimana ucapan Nabi "Marifat itu modal dasarku"

"Orang-orang yang mengetahui, bahwa mereka akan beriman kepada Tuhannya" (Al-Bagarah 2:45)

Itulah orang yang menyakini untuk ber Tawajjuh.

Wujud itu adalah Maha Ghaib, tetapi Dia juga Maha Pasti, maka dengan kepastian-Nya itulah umat dapat menemui-Nya. KeberadaanNya yang amat dekat dengan umat-Nya, dapat menjamin keselamatan dan ketentraman setiap umat yang telah mengenal eksistensi WUJUD NYA.

Perjalanan ini memerlukan bimbingan oleh seorang Guru Mursyid. kesulitannya, bahwa Mursyid itu tidak menampakkan diri. Maka dikatakan langka, dimaksudkan langka karena tidak menampilkan figur. Namun bagi sesorang yang benar-benar menjadi Fakir kepada Allah, maka niat baik tersebut pasti akan sampai.

Mereka yang belum menemukan ilmu Marifatullah (mengenal Wujud), maka Wujud yang disembahnya menjadi samar atau ghaib. Perjalanan seseorang menuju kepada-Nya menjadi tidak pasti atau samar.

"Dialah (Allah Ta'ala) yang awal dengan tiada permulaan, dan yang akhir, tiada berakhir dan yang nampak, dan yang samar' (Al-Hadid 57:3)

Penampakan dengan kepastian itulah, dasar penyembahan manusia kepada Wujud-Nya. Bila yang disembah itu tidak jelas atau ghaib, maka hal yang demikian sama dengan dibalik tirai.

Bila penyembahan serta hubungan kepada Allah dibalik tirai, maka samalah Insan dengan mahluk selain manusia. Perbuatan demikian adalah sia-sia, dan itulah yang diingatkan Nabi Ibrahin kepada bapaknya didalam surat Maryam 19: (42&43)

"Ketika dia berkata kepada orang tuanya, Wahai Bapakku, "kenapa engkau menyembah kepada yang tidak melihat dan terlihat, tentu hal demikian tidak berguna sedikitpun. Wahai orang tuaku, sesungguhnya aku telah memperoleh ilmu yang belum engkau ketahui. Sebab itu ikutlah aku, niscaya akan aku tunjukkan WujudNya kepadamu"

Nabi Ibrahim yang telah menerima ilmu laduni dari sisi Allah (surat Al-Khafi 18:65), dan telah diizinkan Allah sebagai Guru Besar Tauhid. Beliau telah berhasil Memarifatkan Ismail, yang di simboliskan dengan qurban (bukan qurban domba). Lalu Nabi Ibrahim ingin memarifatkan orang tuanya, namun orang tuanya menolak.

Oleh sebab itu, Nabi Muhammad Saw mengingatkan :

"JANGAN ENGKAU BERIKAN ILMU BERMANFAAT ITU KEPADA ORANG YANG TIDAK MEMERLUKAN, ITU ADALAH ZALIM. DAN JANGAN PULA ENGKAU TIDAK MEMBERIKAN KEPADA ORANG YANG MEMERLUKAN, DAN ITU JUGA ZALIM"

Waliy Mursidan itu Perlu


Suatu hari Suami ku bertanya:

Apakah ada peradaban yang lebih baik dari Islam? TIDAK!!

Hmm..kadang aku berpikir, apa kunci Rasulullah hingga mampu membangun satu peradaban baru hanya dalam waktu 23 tahun...?

Barangkali kuncinya seperti tergambar dalam surat al-Jum'ah / 67:2.

" Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, menyucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (As sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,.."

Beliau menjalankan tiga tugas utama:

1. Tilawah, membacakan ayat-ayat Allah. Memperkenalkan kepada orang-orang tentang adanya petunjuk 'langit', dan meyakinkan mereka tentang kebanaran ayat-ayat 'langit' itu.
2. Tazkiyah, mensucikan jiwa pengikutnya. Tanpa kesucian jiwa maka makna ayat-ayat yang dibacakan tak akan terpahami dengan baik, tak juga ayat-ayat itu terasakan sebagai penggerak yang memotivasi orang untuk mengamalkannya.
3. Taklim, mengajarkan ketentuan-ketentuan Allah (hukum, kitab) juga tujuan dan manfaat dari ketentuan-ketentuan tersebut (hikmah).

Sekarang ini fungsi tilawah telah banyak tergantikan oleh berbagai media. Kalau dulu hanya dibacakan oleh orang, sekarang ayat-ayat telah dibukukan, dikasetkan, di-CD/ VCD-kan, didigitalkan. Orang dapat mengaksesnya secara langsung. Untuk membacanya pun sudah banyak tersedia kursus-kursus yang dapat melatihkannya dengan berbagai metode yang sangat cepat.

Fungsi taklim masih berjalan terus, bahkan makin banyak ustadz yang memimpin majlis-majlis taklim, baik langsung maupun menggunakan fasilitas distance learning melalui radio/tv dan internet.

Yang jadi masalah adalah fungsi tazkiyah. Rasulullah s.a.w. mentazkiyah jiwa para sahabat sebelum mentaklim mereka. Jiwa para sahabat sudah tersucikan lebih dulu sebelum mendapatkan taklim. Tapi siapa yang mentazkiyah diri kita saat ini? Untuk tilawah kita dapat menggunakan berbagai multi media ayat yang banyak tersebar dengan harga murah. Untuk taklim kita dapat mendatangi majlis taklim, halaqah, liqa', dan mabit; menjumpai para ustadz dan murabbi. Tapi semua itu kita lakukan dengan qalbu yang kotor karena tidak mengalami tazkiyah lebih dulu.

Adakah para ustadz/kyai itu dapat mentazkiyah jiwa kita. Apakah para murabbi kita juga sudah tersucikan jiwanya sehingga mampu mentazkiyah kita? Kadang kita katakan, tak perlu tazkiyah secara formal, lakukan saja ibadah-ibadah yang ada dengan ikhlas dan tekun, nanti jiwa akan tertazkiyah sendiri. Betulkah? Bagaimana kita dapat ikhlas kalau belum tazkiyah. Bagaimana akan termotivasi dan tekun beribadah kalau masih banyak kotoran jiwa? Jadi berputar-putar dong, untuk tazkiyah perlu ibadah, tapi untuk ikhlas dan tekun ibadah diperlukan tazkiyah lebih dulu...

Kita katakan tak perlu ada tazkiyah secara formal, juga tak perlu ada orang yang mentazkiyah kita, karena kita memang belum mengetahui pentingnya dua hal itu. Rasulullah s.a.w. mendapatkan tilawah, tazkiyah, dan taklim dari malaikat Jibril. Para sahabat mendapatkannya dari Rasul s.a.w. Para tabi'in dari para sahabat... begitu seterusnya. Tapi lagi-lagi, siapa yang mentazkiyah kita saat ini? Kadang kita terlalu arogan dengan mengatakan tak perlu tazkiyah dan orang yang mentazkiyah, karena hubungan kita dengan Allh SWT bersifat langsung dan individual, tak memerlukan perantara. Tapi betulkah kita, dengan segala kekotoran kita dapat terhubung langsung dengan Allah? Bukankah Rasulullah s.a.w. sebelum mikraj pun ditazkiyah dulu qalbunya oleh Jibril?

Masukilah rumah lewat pintunya. Pelajarilah agama melalui sumbernya. Seraplah cahaya ilahiah melalui salurannya. Mursyid itu perlu... Kita gak kan pandai tanpa guru (bukankah dikatakan, siapa yang belajar tanpa guru maka gurunya adalah setan...).
Jiwa tak kan terbersihkan tanpa ada yang men-tazkiyah- nya.

Tentu jangan sembarang orang kita jadikan mursyid. Bagaimana ia akan men-tazkiyah diri kita kalau dia pun belum tersucikan jiwanya. Carilah mursyid yang berkualifikasi wali. Bukan wali murid, atau wali nikah, tapi wali Allah.

06 Mei 2009

Gadis Kecil Yatim diSudut Kota

Seharusnya hari ini aku ikut bergabung dengan Tien dan Pungki utk mengunjungi anak-anak Ananda namun kondisi badanku agak tidak memungkinkan untuk bergabung dengan mereka, akhirnya aku ijin utk tidak ikut ke Cileduk.

Siang itu ditengah aku sedang berbaring dan menikmati rasa sakitku, tiba-tiba telp di ujung sana berbunyi, Tien bercerita bahwa Ica sekarang kembali ke rumah neneknya, awalnya aku enggan mendengar kan lebih lanjut cerita Tien, karena aku sdh dapat membayangkan apa yang terjadi dengan Ica, namun Tien terus bercerita apa penyebab Ica minta kembali pulang kerumah neneknya, hati ku begitu perih mendengar cerita Tien, yang kuduga selama ini, akhirnya terjadi juga, terbayang wajah lugu Ica dan kesedihan hatinya mengalami ini semua.

Aku teringat akan cerita Gadis Yatim diSudut Kota Madinah, Dikisahkan, pada suatu hari Rasullulah sedang berjalan menuju mesjid, dalam perjalanan menuju mesjid tiba-tiba Rasulullah melihat seorang gadis kecil yang sedang duduk terpekur di sudut jalan. Lalu Rasullulah menghampirinya, ketika gadis kecil itu melihat laki-laki mulia itu mendekat, ia buru-buru menyembunyikan wajah dengan kedua tangannya, lalu menangis tersedu-sedu.

Rasulullah meletakan tangannya yang sewangi bunga mawar di atas kepala gadis kecil itu. Lalu, dengan suara lembut beliau bertanya kepada anak kecil itu, “Anakku, mengapa engkau menangis? Bukankah hari ini Hari Raya? Kenapa engkau malah bersedih?Sambil terisak gadis kecil itu bercerita, “ Pada Hari Raya yang suci ini, semua anak ingin merayakan bersama orang tua dengan kebahagiaan. Ketika aku melihat anak-anak seumuranku sedang bermain gembira, aku teringat pada ayahku, itulah yang membuatku menangis. Jika aku tidak menangis untuknya, lalu untuk siapa lagi aku menangis?”.

Seketika hati Rasullulah diliputi kesedihan yang mendalam. Dengan penuh kasih sayang, ia membelai rambut anak itu sambil berkata, “anakku, hapuslah airmata mu, angkatlah wajahmu, dan dengarkan apa yang akan aku katakan padamu. Apakah kamu ingin agar aku menjadi ayahmu?

Dengan berlinang airmata sambil memeluk sang Rasullulah gadis kecil itu mengangukan kepalanya, hati gadis kecil itu diliputi kebahagiaan yang tak terlukiskan. Sejak saat itu si gadis kecil yatim selalu mengatakan dengan bangga , kini aku memiliki seorang ayah!

Kisah ini mirip sekali dengan jalan hidup Ica, namun sayangnya kebahagian Ica tidaklah berlangsung lama seperti gadis kecil yatim disudut kota Madinah, Ica yang yatim itu hanya bisa berbangga diri sesaat saja, sebab Ica hanya bisa merasakan memiliki seorang Ayah pengganti hanya sesaat...

Ironis memang perjalanan hidup Ica, penuh dengan airmata dan liku-liku, namun aku berharap dengan apa yang terjadi dalam kehidupan Ica membuat Ica menjadi seorang anak yatim yang mulia.

“Tahukah kamu orang-orang yang mendustakan agama. Mereka itulah orang-orang yang menghardik anak yatim dan tidak menolong memberi makan orang miskin”. (QS. Al-Ma’un: 1-3)

Semoga kita tidak termasuk kelompok manusia yang digambarkan oleh Allah sebagai orang-orang yang mendustakan agama dan kita berlindung kepada Allah dari kebakhtilan dan sifat-sifat yang bisa membuat kita menjadi hina.

29 April 2009

Cahaya itu terlihat di tengah kegelapan

Malam terasa sunyi sepi
Seisi rumah tenggelam dalam tidur dan mimpi
Musafir yang malang ini tersentak bangun, bergegas membasuh diri, untuk datang menghadap-Mu


Lemah lutut ku bersimpuh dihadapan-Mu,
Badanku mengigil, peluh membasahi diri, teringat akan dosa-dosa yang telah hamba perbuat….

Dosaku hitam pekat karena tapak-tapak kakiku merah dan biru, sementara mulut dan bibirku bertutur kata-kata pedih di dengar dan tak elok diucapkan

Masihkah hambaMu ini layak bermunajat kepadaMu Ya Illahi….
Masih sudikah Engkau menerima hambaMu yang hina ini….wahai Sang Maha Pengasih

Tuhanku....,

Hamba tidak tahu pasti bagaimana penerimaanMu, dikala mendengar pengaduan hamba yang penuh dosa dan hina ini.

Dalam diam, hamba teringat akan Wahyu yang Engkau nuzulkan,
Engkau berjanji untuk menerima pengaduan dan sudi memberi pengampunan.

Sebab itu hamba datang wahai Tuhan.
Bukan tidak ridho dengan ujianMu , hamba hanya ingin mengadu kepadaMu
Karena hanya Engkaulah tempat hamba kembali nanti

Cahaya itu terlihat di tengah kegelapan….
Tangisku mengharu biru, hamba yang lemah dan hina ini, Engkau terima juga mendekat
Engkau izinkan hamba bersimpuh di bawah Duli Kebesaran Mu


in the middle of the night,
March, 30, 2009

30 Maret 2009

Hati kami pun ikut menjerit

Gemeretak suara tembok tanggul seakan-akan memberikan tanda kepada warga Gintung untuk tetap waspada, para pemuda Gintung segera berjaga-jaga sementara sebagian penduduk lain terlena dibuai oleh dinginnya malam. Detik demi detik seakan-akan bom waktu yang setiap saat siap untuk meledak … kumandang doa dan zikir tidak pernah lepas dari para pemuda yang berjaga-jaga.

Allahu Akbar….Allahu Akbar….kumandang azan terdengar sayup dari Mesjid yang tidak berapa jauh dari lokasi tanggul, para pemudapun segera bergegas menuju mesjid …belumlah selesai pangilan azan tersebut….tiba-tiba terdengar suara gemuruh, air bah meluncur, menerjang dan menenggelamkan semua yang ada didepannya, para pemuda pun yg hendak melaksanakan sholat shubuh ikut hanyut terbawa oleh arus air yg begitu derasnya ….mereka hanyut bersama Mesjid tempat mereka akan melaksanakan sholat.

Para pendudukpun berlari kocar kacir berusaha menyelamatkan diri dan sanak saudaranya, mereka semua panik, tidak ada yang menduga bahwa tanggul akan jebol pagi dini hari, namun apa mau dikata? Allah sudah menggariskan ini semua.

Alam terlihat marah …. Langit gelap….air menerjang di setiap tempat yang dilalui tanpa mau perduli siapa yang ada di depannya, tangisan dan jeritan tidaklah mampu menahan terjangan sang air bah.

Habis sudah …harta, keluarga dan sanak family hilang ditelan air bah…tak ada lagi yang tersisa…..suara jeritan dan tangisan dari sanak saudara yg kehilangan keluarganya begitu meluluh lantakan hati…jenasah ada dimana-mana.

Mbak, keluarga temanku ada yang terkena musibah Gintung juga, Dian memberi kabar padaku. Nenek, kakak serta ketiga anaknya ikut hanyut terbawa air bah…sampai sekarang belum diketemukan, temanku masih di Aussie, sore ini aku ingin melihat kondisi keluarganya, gimana mbak? Tanya Dian.

Seharusnya hari ini kami mengadakan pertemuan untuk even Baksos, langsung saja aku putuskan untuk menunda pertemuan ini dan meminta Pungki, Tien dan m.Erry untuk bergabung dengan Dian menuju lokasi.

Segera kami mempersiapakan bantuan untuk para korban, ditengah jalan aku mendapat informasi kalau kita belum bisa tembus kelokasi kejadian, akhirnya kami putuskan untuk mencari di RS. Fatmawati.

Kami membawakan nasi bungkus, minuman serta obat-obatan untuk diberikan kepada keluarga korban…. kami langsung menuju UGD, ternyata tinggal satu korban yang masih dalam perawatan, kami tidak bisa mengajaknya bicara karena beliau masih terlihat shock, kemudian salah seorang satpam mengarahkan kami untuk menuju kekamar jenasah.

ini adalah kali pertama kami langsung terjun membantu untuk korban bencana, mendengar kamar jenasah, hati kami sedikit bergetar…terlebih kami semua adalah wanita dan hanya ditemani oleh mas Erry, terbayang sudah suasana kedukaan, dengan saling menguatkan kami tetap melangkahkan kaki keruang jenasah.

Ternyata dugaan kami tidak meleset sama sekali, suasana begitu hiruk pikuk…suara tangisan terdengar dimana-mana, dengan sigap aku, Pungky dan Dian segera menerobos masuk, Dian mencari tau keberadaan keluarga kawannya, sementara aku dan Pungky memberikan bantuan yang kami bawa untuk para keluarga korban.

Alhamdullilah foto sang Nenek, Kakak dan satu anaknya sudah terpasang di papan dan Dian mendapat informasi jenasah juga sudah di ambil, artinya tinggal dua anak lagi yang belum diketemukan, satunya berumur 12 th, adiknya berumur satu tahun.

Kulihat Dian terus memberikan kabar kondisi disini kepada temannya, sementara aku terpaku melihat seorang laki-laki yang sedang meratap disudut bangku kamar jenasah Rs. Fatmawati, ternyata beliau adalah pak Oscar Anwar sutradara TVRI.

Beliau terlihat sangat terguncang, airmata terus membasahi wajahnya, beliau kehilangan keempat anaknya, empat jenasah yang terbaring kaku diruang jenasah itu adalah anak-anaknya pak Oscar, mereka pergi tanpa sempat berpamitan kepada sang Ayah yang disaat kejadian sedang bertugas di Semarang, sementara sang istri masih belum diketemukan, hanyut terbawa oleh keganasan air bah.

“apa salah dan dosaku sampai Allah menggambil semua ini dariku, kenapa aku tidak juga ikut mati, aku gak bisa hidup tanpa istri dan anak-anakku, siapa lagi yang menyayangi diriku, ratapan pak Oscar begitu memilukan hati….aku terdiam dan hanyut terbawa oleh suasana duka.


Pak Oscar mencium jenasah terakhir dari salah seorang anaknya sebelum kafan penutup muka ditutup … kemudian satu persatu jenasah dimasukkan ke mobil jenasah, 4 buah mobil jenasah keluar beriringan, sirine meraung-raung, seakan memahami hati kami yg ikut meraung menyaksikan suasana duka tersebut.

Qalam (pena) telah selesai menulis dan segala yang akan menimpa kita telah ditentukan, oleh karena itu, janganlah kita merasa menyesal terhadap sesuatu yang bukan menjadi milik kita. Jangan mengira kita dapat mencegah pagar untuk tidak jatuh, air untuk tidak menetes, angin untuk tidak berhembus, atau gelas untuk tidak pecah. Kita tidak dapat melakukan itu semua, mau atau tidak mau, semua yang telah ditentukan akan terjadi.

“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu melainkan telah tertulis dalam kitab sebelum Kami menciptakannya.” (al-Hadid (57):22)

Sampaikanlah kepada malam akan datangnya pagi, berikut cahayanya yang akan menembus gunung dan lembah-lembah. Ya Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, berikanlah jalan keluar kepada saudara-saudaraku yang terkena musibah secepat kecepatan cahaya atau secepat kedipan mata.

Situ Gintung, March 27, 2009

26 Maret 2009

Pintar saja tidak cukup

Hmmmm….ada apalagi ini gumamku sambil terus membaca forward-an sms Tien dari salah seorang orang tua asuh, sms itu jelas sekali memojokan kami. Lalu aku minta Tien untuk mencari tahu, dari mana sumbernya sehingga pihak orang tua asuh bisa mngirim sms seperti itu kepada kami.

“Mbak…ternyata sms itu akibat dari sebuah tulisan, harus segera kita klarifikasikan ke si pembuat tulisan itu…” ujar Tien. Ternyata…sumbernya dari nama itu lagi ….kenapa sih, dia selalu saja mengikuti bayang-bayang kita? Tidak juga puaskah hatinya dari atas apa yang telah dia lakukan kepada kami semua?

Hari minggu, kami semua mendatangi rumah beliau, sayangnya dia tidak ada, selanjutnya kami mencoba menghubungi, mencoba mengajak dia utk bertemu untuk menyelesaikan persoalan ini, tidak satupun telp kami yang di terimanya, akhirnya hari Rabu kami berhasil menemui beliau.

Dengan santun kami meminta beliau untuk menjelaskan apa maksud dari tulisan dia, kami mencoba menyadarkan, bahwa akibat dari tulisan beliau, menyebabkan km semua terpojok oleh pertanyaan** yang menyangkut pada harga diri, nama baik dan credibilitas kami. Dengan kepintaran berbicara yang dia miliki, terus saja dia berkelit, berusaha menghindar dari kebenaran yang memang telah kami dapatkan, bahkan dia malah mengatakan, seharusnya kami sendirilah yang membersihkan nama baik kami itu.

Aneh…..dia yang buang sampah kok kita yang harus membersihkan? Itu kata salah seorang kawanku.

Bahkan yang lebih menyakitkan, beliau mengatakan “apapun akibat dari tulisan dia, dia tidak mau memperdulikannya…..benar-benar manusia satu ini tidak lagi memiliki hati nurani, gumamku dalam hati.

Dengan tegas kukatakan, kami minta dia untuk segera membersihkan nama baik kami semua, namun, apa hasilnya? beliau malah kabur meninggal kan forum tanpa sanggup menjawab dan mempertanggung jawabkan dari atas semua perbuatannya…..sungguh teramat sangat disayangkan sikap sahabatku itu.

Aku teringat kembali pada tulisan-tulisannya yang telah aku baca. Lalu aku bertanya pada diri ku sendiri, dibalik kepintaran yang sudah di akui, ternyata dia tetap bodoh pada kebenaran-kebenaran . Kini aku menyadari, ternyata beliau hanya menulis berdasarkan daya khayalnya, menggunakan kemampuannya yang hebat untuk menvisualisasikan, mempersembahkan pada public, dan memberikan inspirasi.Namun ternyata, pada akhirnya dia tidak menghasilkan apa-apa kecuali kisah-kisah yang tidak mengandung kebenaran.

Orang-orang yang jenius bukan karena kita menyadari kebahagiaan dan kedamaian, tetapi karena kita membiarkan diri sendiri terbakar agar dpat menerangi orang lain. Tetapi, yang benar-benar jenius adalah bila hati kita disinari lebih dahulu, baru kemudian kita menunjukkan jalannya kepada orang lain. Kita akan membangun sebuah pondasi petunjuk dan kebaikan pertama kali untuk diri kita sendiri dulu, lalu selanjutnya baru untuk orang lain.

Apa manfaatnya bagi seseorang menjadi raja, sementara hatinya penuh dengan pertentangan? Bila bakat dan kesuksesan seseorang tidak menghantarkan orang pada keselamatan, lalu untuk apa kebaikan mereka?

“Dan kamu benar-benar akan mengenal mereka dari kiasan-kiasan perkataan mereka” (Muhammad (47):30)

Mengapa harus kecewa karena kebaikan kita tidak dihargai orang lain

Jika kita ingin melakukan perbuatan baik, lakukan dengan tulus dan ikhlas dengan hanya mengharap ridha Allah, dan jangan mengharap ucapan selamat ataupun terima kasih dari siapapun.

Jangan juga diambil hati jika kita melakukan kebajikan kepada orang lain dan sebaliknya tidak ada ucapan terima kasih dan tidak juga ada penghargaan kepada kita.Carilah pahala dari Allah semata.

Seperti firman Allah SWT :" Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah mengharapkan keridhaan Allah. Kami tidak mengharapkan balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih " ( Al-Insan (31):9)

Oleh karena itu, kita harus melaksanakan kesepakatan dengan Allah semata, karena hanya Dialah satu-satunya yang memberi pahala kepada orang yang berbuat baik. Dia memberi dan menganugerahi, atau Dia menghukum dan memperhitungan ridha dengan mereka yang berbuat kebajikan dan murka bagi mereka yang berbuat dosa.

Karena Allah mengetahui amal perbuatan kita, mengetahui kebaikan yang kita lakukan dan bantuan yang kita berikan kepada orang lain, maka tetaplah kita tenang dan tidak terganggu dengan apa yang orang pikirkan.

Kesabaran akan menghilangkan kecemasan dan membuahkan ketenangan


"Waktu telah menyiramiku dengan berbagai kesulitan,
sehingga panah-panah yang menancap dikepalaku menjadi pelindung,kalau sekarang aku tertembak sebatang panah,mata panahnya akan masuk membelah panah lainnya,
sekarang aku hidup tanpa peduli dengan kesulitan
karena aku tak mendapat manfaat apapun dengan memperdulikannya"

Kesabaran akan menghilangkan kecemasan dan membuahkan ketenangan. Orang yang tidak suka rela memperlihatkan kesabaran akan terpaksa menerima sesuatu kondisi yang riil.

"wahai sang waktu, jika engkau memiliki sesuatu yang tercecer dimanapun yang dapat membawa kebajikan, maka izinkanlah aku mendapatkannya"

Jangan Memanfaatkan Mereka

Kasus-kasus "memanfaatkan" anak yatim kadang terjadi, bila niatan pengurusnya telah bergeser. Sekilas ini wajar, mengingat mengurus anak-anak yg begitu banyak juga membutuhkan tenaga dan pikiran ekstra. Fenomena seperti ini sudah lazim terjadi di masyarakat kita. Kalau hal ini sudah terjadi tentu si pengurus tidak lagi bisa menjadi tempat bergantung bagi mereka.

Apabila hal ini yang terjadi, maka berarti ada kegagalan dalam diri sipengurus, sekaligus lampu kuning dari Allah, bahwa ambang bencana bagi si pengurus yang bersangkutan sudah dekat. Ini musibah yang semestinya segera dikembalikan kepada niat semula. Adakah musibah kemanusiaan yang melebihi orang-orang yang melepaskan tanggung jawabnya terhadap anak-anak yatim??? Anak-anak yatim sudah nestapa, apakah harus ditambah lagi dengan derita pula? Bukankah Allah telah berfirman dalam surat adh-Dhuha : " Dan terhadap anak yatim maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang? "

"Sungguh orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zalim, sebenarnya mereka itu telah memakan api neraka sepenuh perutnya (QS. an-Nisa:10)"

Kesewenang-wenangan terhadap alam dan lingkungan adalah dengan merusak kelangsungan ekosistemnya, sedangkan kesewenang-wenangan terhadap anak yatim berarti menelantarkan mereka dengan memperlakukan secara tidak adil.

Sungguh keliru kalau ada pergeseran anggapan bahwa mengurus anak yatim adalah suatu kerugian karena tidak bisa melakukan aktivitas produktif lainnya.

Coba tengok Halimah as-Sa'diyah, beliau adalah contoh "Ibu Panti" yang pertama. Berkat ketulusannya memelihara Si Yatim MUhammad, Halimah yang semula hidup serba pas-pasan, justru kemudian serba berkecukupan. Rezeki si yatim memang Allah sendiri yang menitipkannya kepada siapa yang memeliharanya dengan ketulusan hati. Adakah perlu bukti lain selain yang telah dicontohkan oleh manusia Agung Rasulullah ini untuk kita....???

10 Maret 2009

Jawaban sederhana penuh makna dari seorang ayah

Kebetulan sore itu tempat meetingku dekat dengan rmah sahabatku, tanpa pikir panjang aku langsung mampir kermah sahabatku itu, kupikir sambil nunggu di jemput mas erry aku bisa bersilatuhrahmi dengan kedua orang tua sahabatku itu.

Ayah menyambutku dengan suara khasnya, juga dengan tawa hangatnya…hmmm….kekagumanku sejak kali pertama bertemu dengan beliau sampai detik ini tidak sedikit pun beranjak dari diriku, dia memang bukan ayahku, tapi sayangnya kepadaku sama seperti dia menyayangi buah hatinya….jujur saja aku tidak pernah sanggup menatap mata teduhnya, karena mata itu selalu mengingatkanku kepada sosok Papaku sendiri.

Kucium tangan ayah sebagai tanda hormatku kepada beliau, “umi kemana ‘yah? tanyaku. Biasa Umi itu kl jam segini ngajar anak-anak mengaji, loch kok g dirumah, tanyaku. Kalau dirumah nanti selepas magrib, jawab ayah. Yah begitulah umi, dari ayah kenal sampai sekarang, umi selalu menyempatkan waktunya utk mengajar anak-anak mengaji, kalau mereka tdk datang, Umi lah yang mendatangi rumah mereka, karena memang hanya itu yang bisa umi lakukan untuk menanam kebajikan….”subhanallah, hati ku mengucap kekaguman kepada kedua orang tua ini.

Rumah temanku ini sangat sederhana, tinggalnyapun hanya di gang sempit, namun kalau kita masuk kedalam rumah itu, terasa sekali kehangatannya, aroma kasih sayang itu serasa menyelimuti setiap tamu yang datang kerumah itu, kehangatan selalu terpancar diwajah kedua org tua terkasih itu.

Kami duduk di ruang tamu, ayah bergegas mengambilkan aku krupuk, Sambil makan krupuk, aku terdiam menikmati suasana sepi rumah, ayah lama memandang wajahku, beliau seperti membaca gurat keresahan diwajahku, namun ayah amatlah arif, dia tidak meminta aku bercerita tapi malah dia yang menceritakan kisah hidupnya dimasa lalu,ayah seperti sdng mengambarkan perjalanan suatu kehidupan dimana masalah itu bukanlah suatu beban berat.

Meidy tau gak? Kl pekerjaan ayah ini hanya seorang sopir angkot, coba meidy bayangkan, anak ayah ada delapan, belum lagi anak-anak yatim yang mengaji dirumah ini , yang kadang juga perlu ayah bantu, tapi bagi ayah semuanya itu adalah amanah yang harus ayah jaga dan rawat, coba Meidy Tanya sama umi, pernahkah ayah mengeluh, semuanya ayah dan umi jalani dengan iklash, bahkan keikhlasan inipun ayah ajarkan kepada anak-anak ayah. Pernah suatu saat di hari lebaran, kami tidak memiliki sepeser uangpun, anak ayah yg terkecil menangis belum memiliki baju lebaran, jangankan baju lebaran ,untuk sebuah ketupat saja kami saat itu tidak memiliki uang, tetangga juga tidak ada yang perduli bahkan keberadaan kami tidak mereka anggap, karena kami miskin.

Ku lihat mata mendung ayah, ayah seperti menerawang ke masa lalu, lantas apa yang ayah lakukan saat itu, tanyaku dengan santun.

“ Meidy…ketika kita sudah mencoba segalanya dan tidak tahu hendak berbuat apa, yakinlah Allah sudah mempunyai jawabanya. Yang penting kita jangan pernah berhenti berbuat kebaikan, dan jangan juga berharap semua orang akan menyukai kita walaupun kita telah berbuat baik, jadi tidak usah aneh dan kecewa apabila orang yang kita baiki ternyata malah berbuat jahat atau menyusahkan kita. Terus saja berbuat yang terbaik karena itulah yang akan kembali kepada kita, Disinilah nikmatnya sebuah ujian, dengan berpasrah diri kepada Allah, alhamdullilah kami bisa melalui masa-masa sulit itu, bahkan si bungsu ayah yang menangis itu malah memberikan baju-nya untuk si anak yatim” jawab ayah.

Jawaban yang sederhana namun mengandung makna yang luar biasa dari seorang ayah yg bijaksana.

" Salah satu kenikmatan Allah atas seseorang ialah dijadikan anaknya mirip dengan ayahnya (dalam kebaikan). (HR. Ath-Thahawi) "

01 Maret 2009

Kucuran Ilmu Goes Health

BismillahirohmanirrohimAssalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan karunia-Nya yang tak terkira kepada setiap makhluk yang ada di alam semesta. Sholawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang setia hingga hari kiamat.Insyallah Kucuran Ilmu akan kembali melaksanakan BAKSO di daerah Depok-Cimanggis pada tanggal 4 April 2009 dengan tema " Kucuran Ilmu Goes Health".

Tujuan dari kegiatan bakti sosial ini adalah untuk meningkatkan rasa kepedulian antar sesama umat muslim dan sebagai aktualisasi diri bagi seluruh anggota Kucuran Ilmu dengan masyarakat serta meningkatkan amal ibadah kita.Secara khusus kegiatan ini diharapkan dapat menjadikan anak-anak Yatim dan kaum dhuafa beserta keluarganya menjadi hidup lebih sehat.Adapun jenis kegiatan yang akan kami laksanakan adalah:

1. Pengobatan Gratis
2. Pembagian sembako gratis
3. Bazar baju layak pakai

Bagi teman-teman yang ingin ikut berpartisipasi baik berupa sumbangan uang/sembako ataupun baju layak pakai, silahkan transfer kerekening dibawah ini:

BANK BCA :Cabang Pasar Minggu
A/C: 718 019 7731
a/n: Siti Kuraisin

Sembako dan baju layak pakai, silahkan kirim ke alamat dibawah ini:
Komp. PU Sapta Taruna, Jl. Suhodo II No. 2, RT.003/010, Pasar Jumat, Jakarta 12310
Ph : 7512758, 0817 6481433
a/n : DIAN SUPLAN AZHARI

Contact Person
:
Tien : 0813 146 61876
Asih : 0817 11 29 77

" Sungguh tidak ada yang tertukar dalam pemberian Allah, maka yakinlah kala hati ikhlas dan ridho dalam shodaqoh, maka Allah akan melapangkan urusan dan memudahkan rizki yang bermanfaat bagi dunia dan akhirat"

24 Februari 2009

IKHLAS

Iklash artinya bersih, tidak ada campuran, ibarat emas, emas tulen tidak ada bercampur perak berapapun persennya. Pekerjaan yang bersih terhadap sesuatu, bernama IKLASH. Misalnya seorang mengerjakan upahan, semata-mata karena mengharapkan puji majikan, maka iklas amalnya itu kapada majikannya, atau dia bekerja memburu harta dari pagi sampai sore dengan tidak bosan-bosan karena semata-mata memikirkan perut, maka iklashlah dia kepada perutnya. Lawan iklash adalah ",isyrak" artinya berserikat/bercampu r dengan yang lain. Tempat Iklas dan Isyrak ialah di HATI.

Bilamana seorang berniat mengerjakan sesuatu pekerjaan, maka mulailah melangkah sudah dapat ditentukan kemana tujuan dan bagaimana dasar. Ada orang yang berniat hendak menolong fakir miskin. Zat pekerjaan memberi pertolongan, adalah baik, tetapi belum tentu baik jika dasarnya tidak subur. Barulah akan baik dari zat sampai kpd sifatnya jika didasarkan kepada IKLASH. Yaitu menolong fakir dan miskin karena Allah, bukan karena semata mengharap puji dan sanjung manusia. IKlash tidak dapat dipisahkan dengan Shiddiq (benar) tulus. Lurus dan benar niat dan sengaja hanya karena Allah belaka, tidak mendustai diri dengan mengatakan "karena Allah" padhal didalam hati bersarang karena puji, karena mencari nama dan lain-lain. Orang yang mulutnya mengaku benar, tetapi hatinya berdusta dia adalah golongan PENDUSTA. Seperti wahyu Allah (Al-Munafiqun: 1) "Bilamana datang kpdmu org2x munafik, berkata: Kami naik saksi bahwa engkau RasulNya,dan Allah pun menyaksikan pula bahwa orang-orang munafik itu dusta adanya" Disitu nyata bahwa yang berdusta, bukan mulut tetapi hati mereka tidak mengaku, atau pengakuan mereka tidak dari hati. Sesuai lidah dan hati, itulah IKLASH! lain di mulut lain dihati, bukanlah ikhlas, tetapi CULAS. Dalam bahasa kita, iklash itu tidak dipisahkan dengan jujur yang dalam bahasa halusnya "tulus", sebab itu selalu orang berkata "tulus iklash", dan ketulusan itu bukanlah di lidah saja, karena lidah mudah berputar, mudah mungkir. Karena Lidah berkata atas kehendak hati.

"Jangan terpedaya oleh seorang ahli pidato, lantaran pidatonya, sebelum kelihatan, bukti pada perbuatannya. Karena perkataan itu sumbernya ialah HATI. Lidah hanya dijadikan sebagai tanda dari hati"

Yukss... sama-sama kita mencari gelar " Orang yang tulus" karena dari ketulusan, timbulah TAQWA.

Kebahagiaan sedang menanti kita....bersabarlah

Wajah sahabatku itu terlihat sangat letih, terlihat jelas kedukaan diwajahnya, sinar mata yang selalu mengobarkan semangat terlihat mulai redup…hingga membuatku tak sanggup untuk menatapnya lebih lama.
Aku kenal betul sosok sahabatku ini, ku coba kuatkan hatiku namun tak urung aku menangis juga Ku paksa dia untuk bercerita, aku berharap dengan berbagi bisa mengurangi kedukaannya.

Semua diceritakannya dengan lepas, diujung cerita sahabatku ini berkata “kenapa jadi seperti ini mbak???”, …dengan kasih seorang sahabat kukatakan padanya “ coba sama-sama kita cermati masalah itu , sebenarnya kesulitan itu merupakan rahmat bagi kita. Bukankah kesengsaraan dan semua kesulitan yang timbul hanya merupakan satu dari dua sisi mata uang, sedangkan sisi lainnya adalah kegembiraan dan kesenangan yang akan dicapai setelah kita menempuh ujian ini.

Kukatakan pula, Papaku pernah berkata “jika seluruh jalan raya mulus dan rata, maka tentu sopir akan tertidur didalam kendaraan. Namun, jika sebagian jalan sedang dibangun, maka sopir tersebut akan tetap waspada ketika mengemudi, shingga dia akan mengemudi dengan hati-hati dan siaga”

Kulihat titik airmata mulai mengembang di pelupuk matanya. Kupeluk dia dan kukatakan, kebahagiaan sedang menanti diri kita, bersabarlah.

"Dan dari Wabishah bin Ma’bad rodhiallohu ‘anhu dia berkata: Aku datang kepada Rasulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Apakah engkau datang untuk bertanya tentang kebajikan?”
Aku berkata,” Ya.”
Beliau bersabda, “Bertanyalah kepada hatimu. Kebajikan adalah apa yang menjadikan tenang jiwa dan hati, sedangkan dosa adalah apa yang menggelisahkan jiwa dan menimbulkan keraguan dalam hati, meskipun orang-orang terus membenarkanmu.”
(Hadits Imam Ahmad bin Hambal dan Musnad Imam Ad-Darimi)

05 Februari 2009

Rencana Indah Buah Hatiku

Hari rabu kemarin, saya pulang kantor lebih cepat dari biasanya, walhasil saya masih bisa bermain-main dengan si bungsu saya, sambil menemani si kecil bermain, saya memperhatikan Salsa,anakku yang nomer dua, terlihat dia seperti kesulitan memasukan uang seribu rupiahnya kedalam celengannya, namun dari bibirnya terus saja asik melagukan goyang duyu, lagu favorite nya.

Sebenarnya ada satu hal yang menggelitik fikiranku selama ini, setiap saya berikan uang saku untuk sekolah, langsung saja salsa memisahkan uang seribu rupiahnya dan di simpan ditempat pensilnya.

Dengan beranjak pelan,ku dekati anakku itu, aku bertanya atas rasa penasaranku selama ini.

‘dek, kalo bunda boleh tahu, untuk apa sih uang yang adek tabungkan itu?”

ya boleh lah…dengan gaya cueknya caca menjawab sambil tetap asik memasukan uang seribuannya satu persatu, hmmmm…. bunda tau gak??, Kalau aca sudah menabung banyak dan ini hampir penuh loh, emang kenapa sih, kok uangnya aca tabungin? tanyaku, ya aca hanya ingin memisahkan aja mana yang menjadi jatah aca untuk jajan, dan mana yang manjadi jatah orang lain”, jawab anakku itu.

Maksud aca apa sih…? aku melanjutkan bertanya.

“loch bunda lupa yah? Kan bunda yang mengajarkan, kalau agama dan Tuhan menyuruh kita untuk berbagi bersama, uang di celengan aca ini, nanti nya untuk biaya sekolah kakak Vindy dan buat beli buku kak Mantika”.

Hatiku sangat…sangat tersentuh mendengar jawaban itu, sungguh sebuah jawaban sederhana dari seorang anak kecil yang sangat mulia. Bahkan mungkin kita yang dewasa ini belum tentu memiliki fikiran dan rencana indah dalam hidup seperti rencana indah buah hatiku itu.

“ Allah selalu menolong orang selama orang itu selalu menolong saudaranya” (semuslim).
(HR Ahmad)

20 Januari 2009

Hati seorang ayah itu lembut dan mulia

Hati seorang ayah itu lembut dan mulia, contohnya seperti kisah berikut ini:

'tuttt….bau apa ini?? kata Lovel??? E’ye gimana sih?!!?? Masa kita lagi makan, kok dikentutin?? !!! Anakku marah pada ayahnya, protes. Suamiku terdiam dan tersenyum dengan malu, aku tahu kentut itu tidaklah disengaja oleh suamiku…namun tetap saja kesan yang timbul buat anak-anakku tidaklah bagus.

Kutegur suamiku dengan halus didepan anak-anakku, “ayah gimana sih, masa kentut sembarangan, kan kita semua jadi kebauan,lagian tidak baik kentut sembarangan, aku memasang wajah protes juga, lalu kukatakan kepada anak-anakku, “ jangan ditiru yah, yang tadi itu perbuatan tidak bagus.

Dikamar tidur kembali ku ingatkan suamiku, kita sebagai orang tua harus memberikan contoh budi pekerti yang baik dan menanamkan budaya malu di dalam diri anak-anak kita, kataku. sebab ajaran tersebut juga merupakan ajaran islam, seperti sabda nabi Muhammad SAW:

“sesungguhnya aku diutus memperbaiki budi pekerti manusia. Kesempurnaan Iman seorang mukmin terletak pada budinya yang baik. Malu adalah bagian dari Iman, kalau kami tidak akan memakai sifat malu, bikinlah sekehendak hatimu”, (Al-Hadist).

Mas erry tersenyum simpul lalu dia berjanji tidak lagi mengulangi perbuatannya. Wajahnya nampak penuh ketulusan, bertanda hatinya yang mulia dengan meminta maaf. Itulah hati seorang ayah.

19 Januari 2009

Aku tidak ingin kehilangan pagi yang indah

Ma, kok tumben sudah beberapa pagi ini aku tidak melihat ibunya galih dan ibunya doni di muka rumah kita, tanyaku,biasanya tiap pagi mereka selalu ada dimuka rumahku, entah sedang menyapu halaman rumah mereka atau sedang membeli nasi uduk bu Joko. Iya mereka marah sama erry, kata ibuku…loh kenapa??? tanyaku, kata mereka, mas erry tidak membayar pesanan yg dibuat oleh anak-anak mereka….astagfirrullah jawabku. Itu tidak benar, ini sudah merupakan fitnah dan harus segera diluruskan. Segera ku minta suamiku untuk meluruskan hal ini, aku tidak ingin issue ini terus berkembang yang akhirnya malah bisa merugikan mereka sendiri.

Malam itu juga mas erry memanggil Galih dan Doni, meminta penjelasan kenapa bisa timbul fitnah itu? Mereka menjelaskan, mereka memang menceritakan soal pesanan kami yang bermasalah, mereka ceritakan bahwa pesanan yg kami pesan tidak semuanya bisa mereka kerjakan, namun mereka tidak menceritakan soal pembayaran secara jelas dan gamblang kepada ibu-ibu mereka,sehingga ibu-ibu mereka menggambil kesimpulan sendiri-sendiri yang berakibat souzon dan menfitnah kami.....

Itulah kata mas erry kepada mereka, segala sesuatu itu harus jelas, kalau bicara juga jangan sembarangan, jangan membuat orang mengambil kesimpulan sendiri-sendiri, belum tentu apa yang kita pikirkan sama dengan yang mereka pikirkan, yg mana akhirnya menimbulkan souzon atau malah bisa berakibat fitnah, kalian harus meluruskan semua ini, terutama kepada ibu-ibu kalian, tegas mas erry.

Pagi ini tetap saja aku tidak melihat kedua ibu mereka, lalu kutanya kepada suamiku, kok mereka tetap gak ada y mas??? “kalau kemarin mereka tidak ada karena marah, hari ini ketidak adaan mereka karena malu….kasian ya mereka, ibu-ibu itu tidak bisa menyambut pagi yang indah hanya karena marah dan malu”, guman mas erry.

Dalam hatiku berkata, semoga aku tidak kehilangan pagi yang indah hanya karena marah dan malu.

Semua yang dimulai dengan rasa marah, akan berakhir dengan rasa malu. - Benjamin Franklin

14 Januari 2009

Bu Joko si Penjual Nasi Uduk yg berhati mulia

Tiap pagi, bu Joko sang penjual nasi uduk, selalu berkeliling komplekku, beliau menjajakan nasi uduknya dan menawarkan dari pintu kepintu. Nasi uduk buatannya enakk sekali, apalagi tempe mendoan dan bakwan nya, .

Hampir tiap pagi hujan, namun, bu Joko tetap saja menjajakan nasi uduknya, Tadi pagi aku tanya, bu Joko kenapa sih kok gak jualan di rumah aja?apalagi hujan-hujan seperti ini, "gpp bunda, disebelah rumahku sudah ada yg berjualan nasi uduk, takut menyinggung perasaan tetanggaku, lagi pula kan lebih enak seperti ini, aku bisa berjualan sambil olah raga, lagian hujan-hujan seperti ini kasian anak-anak sekolah yg mau sarapan, nanti mereka kehujanan, ujarnya" bu Joko...bu Joko...dalam hatiku, ibu satu ini memang baik hati sekali, juga sangat penyayang anak-anak, kadang anak-anak yg tidak bisa bayarpun, suka diberikan nasi uduk secara cuma-cuma.

lalu ku minta bu Joko utk membungkuskan 2 nasi uduk, 1 bungkus bihun goreng, 4 tempe mendoan dan 2 bakwan goreng utk sarapan pagiku beserta keluargaku. Dengan cekatan bu Joko mulai membungkus semua pesananku, tidak berapa lama kemudian si bungsuku (Mesya) datang dan meminta tempe, segera bu Joko memberikan tempe sambil mencium kening anakku, sebait doa indah terucap dari mulutnya "cepat besar dan jd anak yang sholeh ya cantikk...".

Berapa semuanya bu Joko??? lima ribu bunda, "hah..??? lima ribu??? bu Joko gak salah hitung?? ujar ku??? engga, bener kok segitu bun, aku masih penasaran dan g percaya, kok murah banget, pikirku....sambil berjongkok, ku tanya bu Joko, ibu bener nih, semuanya cuma lima ribu??? terus ibu dapat untungnya berapa??? beras aja kan sekarng sudah mahal bu....??? sembil tersenyum ramah bu Joko menjawab : tenang aja bunda, saya sudah dapat keuntungan dari Allah.

"Sesungguhnya tiap amal perbuatan itu tergantung pada niatnya. Dan yang dianggap bagi tiap manusia apa yang ia niatkan. Maka yang hijrahnya tulus ikhlas menurut kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrah itu diterima oleh Allah dan Rasulullah. Dan siapa yang niat hijrahnya untuk dunia (kekayaan) yang akan didapat (dikejar), atau wanita yang akan dikawin, maka hijrah itu terhenti pada niat hijrah yang ia tuju". (Bukhari, Muslim

13 Januari 2009

Thanks Sis! tunggu hadiah berikutnya dari Allah SWT

“ Mbak….untuk sewa rumah kontrakan selama satu tahun 12 juta, ada 8 kamar dan 2 kamar mandi, diujung telp mas agus memberikan informasi kepadaku… aku terdiam, Ya Tuhan….jangan kan utk 12 juta, utk separuhnya saja uang di Rek kami tidak lah mencukupi utk membayar sewa rumah itu, suara mas agus membuyarkan lamunanku, sore ini si pemilik minta konfirmasi, segera kabari aku y mbak….”

Terbayang sudah rumah yg nyaman utk tempat mereka singgah sejenak, dimana mereka bisa berbagi, bercanda dan belajar bersama, tapi bagaimana caranya aku bisa mewujudkannya…..??? segera kuhadapkan wajahku kepada sang Penyayang, ku ceritakan semua keinginanku dan keterbatasan kami, di akhir doa, aku memohon mujizatNya.
Entah kenapa keyakinan itu timbul dengan sendirinya, dengan penuh semangat dan keyakinan, aku mengajak tien,beserta keluargaku pergi kerumah mas Agus untuk melihat rumah singgah tersebut, aku yakin Allah bersama kami, aku yakin sekali Allah akan mempermudah urusan ini.

Tidak beberapa lama kami datang, datanglah Mantika, Vani, Ica, Jaka, Hasbi dan Aldi, merekapun ingin melihat rumah singgah itu, namun ketika kami dan anak-anak hendak bersiap utk melihat rumah tersebut, kami kedatangan tamu dari jauh, mas agus menperkenalkan dirinya kepadaku, jujur saja saat itu aku tidak banyak bicara, pikiran ku terbang kerumah itu, ku biarkan mbak Riana, Tien , mas Agus dan anak-anak berbincang-bincang, sementara aku hanya berdiam di sudut ruangan. Tiba-tiba, Riana mengalihkan pembicaraannya kepadaku…banyak pertanyaan soal Ananda yang dilemparkan kepadaku, keingin tauan riana itu justru membuatku merasa nyaman utk berbicara banyak, kuceritakan ttg rencanaku hari ini dan rencanaku kedepan dengan Ananda, Riana seperti memahami perasaan hati ku.

Tanpa banyak bicara lagi, kami semua segera melihat rumah singgah tersebut, rianapun sangat bersemangat utk melihat rumah itu, buat kami, rumah tersebut cukup lumayan dan memang memiliki banyak ruang, anak-anak terlihat senang begitu juga dengan Riana, setelah cukup puas kami melihat rumah itu, segera kami menuju mesjid utk sholat magrib bersama… ketika aku dan riana berwudhu, riana menarik tanganku dan berbisik …. Mbak, insyallah rumah itu bisa menjadi rumah singgah Ananda, hari ini juga aku akan mentransfer uang utk sisa kekurangan uang sewa rumah tersebut …. Aku tergugu, sudah tidak ada lagi kata-kata yang bisa kuucapkan…. Dalam hatiku berkata “ inikah mujizat Mu ya Robb???”

Dengan berlari kusampaikan berita bahagia kepada mas Agus, mas Erry, Tien dan anak-anak ….kami semua terharu dan mengucapkan banyak terima kasih, satu persatu anak-anak mencium tangan mbak Riana, sambil berucap “ terima kasih bunda Riana”….airmata riana tak terbendung lagi….sungguh ini hari terindah buat riana, dalam keharuannya, Riana berbisik….med … aku terharu, baru hari ini aku dipanggil bunda, setelah 10 tahun penantian.

Rencana Tuhan itu sungguh indah, 10 tahun Riana menanti kehadiran sang buah hati, hari ini Allah mengirimkan 30 anak secara instan kepada Riana.

Thanks sis! Tunggu hadiah berikutnya dari Allah SWT.

Tafakur Alam "Ananda Cinta Allah" & "Ananda Anak Sehat"

12 Januari 2009

ICHA

ICHA

Kelas 5SD - SD Peninggilan

Icha ini adiknya Vani,ditinggal ayahnya waktu Icha masih TK.

Vanny

VANNY (Vanny Vandhita)
1 July 1995
Kelas 1 SMP - SMP Peninggilan

Vanny kehilangan ayahnya di tahun 2004, waktu itu Vani baru kelas 3 SD, ayahnya menderita gagal ginjal, seluruh harta kekayaannya habis terjual untuk membiayai sang ayah.
Sekarang Vani tinggal di sebuah kontrakan rumah petak beserta ke dua adiknya, ibu dan sang nenek.

Mantika

MANTIKA (Rayhan Mantika Putri)
Tangerang, 12 Juni 1996
Kelas 1 (satu) SMP - SMP PGRI

Ayah Mantika meninggal saat Mantika berusia 8th.
Mantika anak ke 2 dari 3 bersaudara
Sekarang Mantika sudah menjadi anak yatim, ibunya hanya memiliki sebuah warung kecil peninggalan dari suaminya utk menghidupi ke 3 anaknya.

Cita-cita Mantika ingin menjadi seorang guru mengaji

Tafakur Alam "Ananda Cinta Allah"


08 Januari 2009

Icha...tunggu yah, bunda pasti jemput icha

Ruangan terasa sunyi…….kami semua tertunduk sedih…ada aku, mas Erry, mas Agus, Pungky dan Tien….kita harus berjuang mas demi mendapatkan icha, apapun harus kt lakukan, apa kita rela melihat icha dipekerjakan dirumah itu ???? suara tien memecah keheningan….

Adakah jalan lain agar kita mendapatkan icha??? Suara tien tertahan menahan tangis … please mbak lakukan sesuatu…pinta tien kepada ku.

Disebelahku mas Erry berbisik… coba telp ibu kandung icha … katakan kita ingin bertemu.

Hari sudah menunjukkan pukul 20.30, aku sedikit ragu … namun kuturuti juga saran suamiku , sambil menelpon hatiku terus berdoa … semoga Allah memberikan kemudahan buat kami …. Berkali-kali ku telp tidak ada jawaban … ditengah keputus asaan aku teringat no telp Vani, barangkali mama icha memiliki no telp lain….subhannallah….diluar dugaan, justru yg menjawab telp itu malah mama nya icha sendiri.

Singkat cerita, akhirnya mama Icha bertemu dengan kami, ini kali pertama aku bertemu dengan ibu kandung Icha, semangat juang seorang ibu bisa aku rasakan, ibu yg berjuang demi buah hatinya.

Mama Icha bercerita ttg kehidupannya, tentang keterbatasan diri nya sebagai seorang ibu yang tidak bisa memberikan biaya lebih utk anak-anak nya dan juga ibu yang tidak bisa lebih banyak memberikan waktu dan perhatiannya utk ketiga anak-anaknya karena kondisi yang mengharuskannya seperti itu.

mama Icha hanyalah seorang pelayan toko sprei, gaji yg diterimanya hanya cukup utk membayar kontrakan rumah dan biaya makan selama satu minggu utk anak-anak dan ibunya.

Ya Tuhan, betapa berat beban yang harus ditanggung oleh ibu ini … dia harus rela tidak bertemu sang buah hati demi kelangsungan hidup si buah hati dan ibu nya.

Dengan hati-hati sekali, kami menyampaikan maksud dan tujuan kami untuk meminta icha tinggal dirumah Ananda, kami sangat takut menyinggung perasaan mama icha, namun ternyata malah sebaliknya, Mama icha justru sangat mendukung kami, bahkan sangat bersyukur karena ada yang mau menolong dan memperhatikan anak-anaknya, ucapan terima kasih tidak pernah putus dari bibirnya, rasa haru dan bahagia terpancar diwjahnya ….aku bernapas lega …. Sirna sudah kesedihan dari mas Agus, mas Erry, Tien dan Pungky … berganti dengan snyum harapan dan semangat baru ….”Terima kasih Ya Robb, Engkau telah memberikan kami kemudahan”

Pukul 24.30 menjelang aku tidur… HP ku berbunyi “ bunda ini Icha …jemput icha yah…icha sudah siap tinggal dirumah Ananda, Icha jg kangen sekali sama Bunda “ airmata bahagia ku meluncur deras … begitu juga dengan mas Erry … “ sabar ya sayang…. Besok pasti kak Agus dan kak Rika jemput icha”

Tidurku pun kembali berhias mimpi indah…seindah senyuman manis icha.



Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS. Al-Baqarah : 286)

“Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir“.( QS. Al-Baqarah : 286)

07 Januari 2009

Program ANANDA


Assalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji hanya milik Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah melimpahkan karunia-Nya yang tak terkira kepada setiap makhluk yang ada di alam semesta. Sholawat dan salam atas Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang setia hingga hari kiamat.

Latar Belakang

Program Ananda ini berada di dalam wadah Kucuran-Ilmu@yahoogroups.com, memiliki dewan pengurus dan dewan penasehat, adapun dewan penasehat terdiri dari : Bunda Lisa, Mas Ikhlas Nori dan Mas Erry sementara untuk Dewan Pengurusnya sendiri terdiri dari : Meidy (Ketua), Pungky (Penanggung Jawab Utama), Tien (Bendahara), Asih (Sekretariat), Dian (Koordinator), Rita & Esta (Humas)



Seperti kata Al Quran dan Hadist Nabi Muhammad SAW yang menerangkan tentang kemulyaan yang diperoleh bagi orang yang senantiasa memperhatikan, merawat dan menjaga anak yatim piatu semasa hidupnya. Begitu juga sebaliknya, ancaman yang Allah berikan bagi siapa saja yang menelantarkan anak yatim piatu semasa hidupnya dan juga dikarenakan khususnya kami para pengurus memiliki visi dan misi yang sama dalam memuliakan anak yatim, maka terbentuklah wadah yang kami beri nama Ananda yang mana wadah tersebut dapat menjadi tempat untuk berbagi dengan para anak yatim piatu.

Coba kita perhatikan di setiap bulan Ramadhan, sering kita dapati anak-anak yatim menghiasi layar kaca. Para arti, pengusaha, politikus dan gak ketinggalan instansi pemerintah dan swasta seperti berlomba-lomba mengundang mereka untuk berbuka puasa dan biasanya diakhiri dengan pemberian santunan. Setelah itu….???? Nasib mereka bak menghilang ditelan bumi. Begitulah yang sering kali terjadi. Anak yatim dan terlantar hanya menghiasi layar kaca ketika mereka “dibutuhkan”, setelah itu, banyak dermawan yang seolah lupa.

Disinilah pentingnya peran kita, program Ananda ini bukan hanya sekedar menyantuni sesaat, tetapi lebih dari itu, semangat untuk mengantarkan mereka untuk menjadi generasi yang cerdas mulia dan berkualitas. Sulitkah…??? Tentu iya. Namun dengan berbekal keyakinan mencari ridho Allah SWT dan menjalankan perintah Allah SWT sebagaimana yang tertera didalam AlQuran dan As Sunnah, Alhamdullilah sejauh ini kami sudah bisa memberikan santunan SPP, Uang Saku, memberikan training-training tambahan diluar sekolah formal, bahkan kami sudah memiliki sebuah kontrakan rumah untuk rumah singgah bagi para anak yatim tersebut.

Program ANANDA itu sendiri merupakan program pendidikan bagi siswa SD, SMP dan SMA baik yatim maupun dhuafa, untuk menjamin keberlangsungan pendidikan mereka selama minimal 1 (satu) tahun. Dana yang berasal dari donator perorangan dan atau instansi diberikan secara rutin sebulan sekali disertai dengan pembinaan baik untuk anak asuh maupun orang tuanya. Program Ananda ini merupakan bagian dari Program-program Kucuran Ilmu yang dirancang secara terpadu dan berkelanjutan yang bertujuan untuk meningkatkan kwalitas masyarakat miskin melalui penyediaan sarana dan prasarana pendidikan baik formal maupun informal.
Jelaslah disini bahwa visi kami kedepan adalah memiliki sebuah wadah untuk pengelolaan anak yatim dan anak terlantar yang amanah dan professional.

Wadah tersebut kami namakan “ANANDA” kenapa Ananda…? Kata Ananda merupakan bentuk kasih sayang kami kepada para anak yatim dengan maksud tanpa membedakan antara anak yatim dengan anak-anak/adik-adik kandung kami sendiri, karena ungkapan kata Ananda adalah ungkapan/panggilan sayang kepada sang buah hati/adik kesayangan, terlebih lagi kami tidak ingin melukai hati para anak yatim tersebut.

Misi :
  • Membantu meringankan beban hidup dan memberikan biaya pendidikan
  • Menumbuh kembangkan sikap dan perilaku masyarakat untuk peduli terhadap anak yatim dan terlantar
  • Sarana untuk membersihkan harta dari hak-hak orang lain.

Our Motto :

Senantiasa berbagi kebaikan kepada setiap makhluk dialam semesta, baik berupa ilmu pengetahuan, harta dan semangat agar hidup menjadi lebih hidup dan senantiasa konsisten dalam komitmennya membangun masyrakat yang penuh dengan kedamaian dan rahmat.

Salurkan bantuan anda ke rekening :

Mandiri Rek No.: 126 000 5335426

A/n : Siti Kuraisin




06 Januari 2009

Jangan Menangis lagi 'nek....

Ini kali pertama aku berkunjung kerumah Vani….aku tertegun dimuka pintu ketika melihat kondisi rumah mereka, hatiku ragu utk melangkah, sungguh aku takut sekali dengan bayanganku sendiri….ku kuatkah hatiku utk melangkah masuk kerumah mereka, Ya Allah….ternyata dugaanku benar… hatiku bergetar, suatu pemandangan yg sangat mengharukan terhampar di depanku, Inikah tempat dimana Vani, Ica dan Indah tinggal???? Ya Robb…inikah tempat dimana anak-anakku itu tidur??? Mereka hanya memiliki satu ruangan dan satu kasur, dan mereka harus berbagi ….lalu dimanakah tempat mereka belajar dan bersenda gurau??? diManakah keadilan itu ya Robb…??? Hatiku pilu melihat keadaan mereka.

rumah mereka hanya memiliki dua kamar, kamar depan di tempati oleh mereka bertiga dan kamar belakang oleh sang Nenek, kamar-kamar mereka terasa sempit dan sesak, tumpukan-tumpukan baju ada dikasur mereka, sungguh sangat menyedihkan.


Aku melangkah keruang belakang, kulihat Nenek baru saja selesai sholat, lalu aku duduk bersimpuh dihadapan sang Nenek… aku tahu nenek tidak bisa melihatku dengan jelas , kupandang lekat-lekat wajah nenek , dihadapanku duduk seorang nenek yg mulia, aku yakin nenek bisa merasakan getaran hatiku, , kuambil tangan Nenek kuusap lembut tangannya…ku kenalkan diriku, ...seketika tumpahlah tangis Nenek…. ternyata nenek sudah mengenalku, tangan tua itu bergetar memegangku, airmata keluar dari mata tuanya…., nenek mulai berkata-kata…..inilah rumah nenek…inilah keadaan kami, mohon maaf kl rumah nenek berantakan, karena memang hanya nenek dan vani yg mengurusi rumah ini….nenek juga harus merawat cucu** sendiri tapi Nenek iklas kok melakukan semua itu, kadang Nenek juga pergi ngurut utk membantu khidupan dirumah ini, ujar sang Nenek.

Ya Robb, dadaku makin sesak menahan tangis….Nenek yg sudah setua ini, yg berjalan harus dengan meraba dan terseok-seok tetap berjuang demi ketiga cucunya yang yatim sungguh ironis sekali kehidupan ini.

Dibelakangku tien tersedu menahan haru….ku cium tangan tua itu sambil ku bisikan, Nenek jgn bersedih lagi, insyallah kami dapat meringankan beban nenek, nenek makin terisak, doa-doa indah langsung terucap dari mulut sang Nenek….

Terima kasih ‘nek….semoga Allah selalu menjaga Nenek dan selalu melindungi nenek dimanapun nenek berada…..



“Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israel (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah salat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.” ( QS : Al-Baqoroh : 83 )