08 Januari 2009

Icha...tunggu yah, bunda pasti jemput icha

Ruangan terasa sunyi…….kami semua tertunduk sedih…ada aku, mas Erry, mas Agus, Pungky dan Tien….kita harus berjuang mas demi mendapatkan icha, apapun harus kt lakukan, apa kita rela melihat icha dipekerjakan dirumah itu ???? suara tien memecah keheningan….

Adakah jalan lain agar kita mendapatkan icha??? Suara tien tertahan menahan tangis … please mbak lakukan sesuatu…pinta tien kepada ku.

Disebelahku mas Erry berbisik… coba telp ibu kandung icha … katakan kita ingin bertemu.

Hari sudah menunjukkan pukul 20.30, aku sedikit ragu … namun kuturuti juga saran suamiku , sambil menelpon hatiku terus berdoa … semoga Allah memberikan kemudahan buat kami …. Berkali-kali ku telp tidak ada jawaban … ditengah keputus asaan aku teringat no telp Vani, barangkali mama icha memiliki no telp lain….subhannallah….diluar dugaan, justru yg menjawab telp itu malah mama nya icha sendiri.

Singkat cerita, akhirnya mama Icha bertemu dengan kami, ini kali pertama aku bertemu dengan ibu kandung Icha, semangat juang seorang ibu bisa aku rasakan, ibu yg berjuang demi buah hatinya.

Mama Icha bercerita ttg kehidupannya, tentang keterbatasan diri nya sebagai seorang ibu yang tidak bisa memberikan biaya lebih utk anak-anak nya dan juga ibu yang tidak bisa lebih banyak memberikan waktu dan perhatiannya utk ketiga anak-anaknya karena kondisi yang mengharuskannya seperti itu.

mama Icha hanyalah seorang pelayan toko sprei, gaji yg diterimanya hanya cukup utk membayar kontrakan rumah dan biaya makan selama satu minggu utk anak-anak dan ibunya.

Ya Tuhan, betapa berat beban yang harus ditanggung oleh ibu ini … dia harus rela tidak bertemu sang buah hati demi kelangsungan hidup si buah hati dan ibu nya.

Dengan hati-hati sekali, kami menyampaikan maksud dan tujuan kami untuk meminta icha tinggal dirumah Ananda, kami sangat takut menyinggung perasaan mama icha, namun ternyata malah sebaliknya, Mama icha justru sangat mendukung kami, bahkan sangat bersyukur karena ada yang mau menolong dan memperhatikan anak-anaknya, ucapan terima kasih tidak pernah putus dari bibirnya, rasa haru dan bahagia terpancar diwjahnya ….aku bernapas lega …. Sirna sudah kesedihan dari mas Agus, mas Erry, Tien dan Pungky … berganti dengan snyum harapan dan semangat baru ….”Terima kasih Ya Robb, Engkau telah memberikan kami kemudahan”

Pukul 24.30 menjelang aku tidur… HP ku berbunyi “ bunda ini Icha …jemput icha yah…icha sudah siap tinggal dirumah Ananda, Icha jg kangen sekali sama Bunda “ airmata bahagia ku meluncur deras … begitu juga dengan mas Erry … “ sabar ya sayang…. Besok pasti kak Agus dan kak Rika jemput icha”

Tidurku pun kembali berhias mimpi indah…seindah senyuman manis icha.



Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya” (QS. Al-Baqarah : 286)

“Ya Rabb kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah. Ya Rabb kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Rabb kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir“.( QS. Al-Baqarah : 286)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar