23 Desember 2008

Airmata Untuk Sahabat Sejati

Setelah Hendrik, kami meminta ica (adik Vani) untuk tampil kemuka….namun ica menolak untuk maju kemuka, ica terlihat malu dan takut,…dengan gelengan kepala ica tetap bersikeras utk tidak maju kemuka, bujukan-bujukan dari para kakak Pembina tetap saja tidak bisa mempengaruhi ica utk maju kedepan….tiba-tiba rani berdiri bagai seorang pahlawan, dengan suara menyakinkan dan kasih seorang sahabat, Rani menuntun ica utk maju bersamanya kedepan…ica tidak lagi mengelengkan kepala bahkan dengan sigapnya dia ikut berdiri mengikuti ajakan rani.

akhirnya ica yang imut dan pemalu ini mau juga bercerita…bahkan ica terlihat sangat antusias dan ceria….hatiku tersenyum bahagia dan mengucap puji syukur…tafakur alam ini membawa manfaat yg baik untuk Ica, Ica yang awalnya tdk percaya diri, akhirnya bisa berubah menjadi sosok ica yang sangat percaya diri….alhamdullilah Ya Robb.

Ica memulai ceritanya ttg kakak Vaninya…buat ica, Vani adalah sosok kakak yang sangat bertanggung jawab dan penuh kasih, walau kadang Vani suka juga galak dan bawel namun Ica mengangumi kakaknya ini……dalam hatiku pun berbisik…”Bunda juga sama dengan Ica…sama-sama kagum dengan Vani”

Dibelakang Ica, tampak Rani duduk dengan setia menemani dan mendengarkan cerita Ica, terlihat jelas kalau Rani begitu sayang dengan Ica, Rani seperti berusaha menggantikan posisi Vani buat Ica saat ini.

Ica melanjutkan cerita tentang sang Ayah….ayah Ica meninggal karena gagal ginjal…semua harta kekayaan habis terjual untuk mengobati sang Ayah….sampai akhirnya sekarang mereka tidak lagi memiliki apa-apa bahkan mereka harus rela tinggal di rumah kontrakan yang amat sangat sederhana….belum lah usai cerita Ica, disudut Ica…Rani menangis tersedu-sedu…airmata Rani mengalir dengan deras tanpa tertahankan…badan Rani terguncang menahan isak….semua terkejut dan merasa heran, begitu juga dengan aku….adakah kata-kata atau sikap yang melukai hati anak ini..????

Lalu kuusap punggung anak ini dengan lembut….ada apa sayang, tanyaku??? Rani malah makin terisak….kurengkuh anak ini dan kuberikan dia segelas air untuk menenangkan hatinya….beberapa saat kemudian, Rani mulai terlihat bisa mengontrol dirinya….kembali kutanyakan dengan hati-hati dan kelembutan, ada apa sayang….???? Adakah yang menyakiti hati Rani??? Tidak bunda…jawabnya sambil terisak…Rani hanya teringat akan curahan hati vani, ketika ayah Vani sakit keras, Vani datang dengan airmata ke Rani dan bercerita kalau Vani sangat takut kehilangan ayahnya, dan Vani ingin sekali menolong ayahnya dengan menyumbangkan Ginjalnya demi kelangsungan hidup sang Ayah…namun dokter tidak mengijinkannya karena Vani masih terlalu kecil….

Subhannalah….Anak ini menangis hanya karena teringat akan derita sahabatnya….inilah sahabat sejati….sahabat yang tidak hanya hadir dikala suka tapi dia juga ada di dalam duka.

Ya Robb…terima kasih…Engkau telah berikan lagi kami pelajaran hidup tentang arti seorang sahabat melalui anak ini.


"Persahabatan bagai kepompong mengubah ulat menjadi kupu-kupu Persahabatan bagai kepompong hal yang tak mudah berubah jadi Indah….. Persahabatan bagai kepompong memaklumi teman hadapi perbedaan "

21 Desember 2008

Aku Bangga bisa Mengenalmu......Tersenyumlah Hendrik

Sayup terdengar dari ruang tengah suara lantunan merdu dari mas agus & kak rika melantunkan salawat Nabi….bergegas kami menuju ruang tengah untuk melaksanakan tahjud bersama.

Suasana begitu hikmat ketika kita melaksanakan 8 rakaat tahjud dan 3 rakaat witir berjemaah, suasana begitu hening…seakan-akan Allah hadir ditengah kita…

Dingin mulai mengigit sampai sumsum…waktu penunjukkan pukul 03:15, tahajud bersama telah selesai kita laksanakan…tampak dibarisan muka Jaka dan hasbi dengan setengah mengantuk…namun bibir mereka terus melantunkan zikir

Kak Agus membuka percakapan, dan memulai sesi perenungan, aku segera beranjak dari tempat ku duduk untuk duduk disebelah mas Agus.

Kami meminta Handrik utk maju kemuka, dan menceritakan kisah hidupnya.

Cerita hendrik bergulir satu demi satu, Hendrik terlihat bersemangat,bahkan tidak terlihat sedikitpun kekecewaan diwajahnya saat dia bercerita detik-detik menjelang kepergian sang Ayah….saat menjelang ajal, sang ayah ada dirumah sakit, saat itu hendrik berpacu dengan waktu utk melepas kepergian sang Ayah….namun tidak ada satu org pun yg bersedia utk meminjamkan motor kepadanya, yg mana pada akhirnya Hendrik harus rela utk tidak dapat bertemu sang Ayah selama-lamanya tanpa sempat mengucapkan kata selamat tinggal.

Semua tertunduh dan terdiam mendengar kisah hendrik ini …..tiba-tiba Kak Rika bertanya “kenapa ibu Hendrik menangis, ktika kak rika minta ijin utk mengajak hendrik utk ikut ditafakur alam ini ??? Ibu mu bilang “ nanti tidak ada yg membantu dia”

Hendrik hanya memberikan sebuah senyuman kpda kak rika, senyuman yg sarat akan makna….rasa penasaran menggangguku dan membuatku memaksa hendrik untuk bercerita….

Setiap hari minggu saya membantu ibu….hendrik terdiam beberapa saat….hatiku berbisik…gerangan apalagi yang dikerjakan anak ini??? Perlahan kubisikan….bolehkan bunda dan teman** disini tahu apa yang Hendri kerjakan??? Dengan wajah bangga dan suara tegas Hendrik menjelaskan….setiap hari minggu, aku dan ibu memungut dan mengangkat sampah-sampah di komplek dekat rumah, itu adalah pekerjaan ayahku saat masih hidup, sebelum meninggal Ayah berpesan kepada Ibu…agar aku tetap melaksanakan tugasnya itu sebagai bekal untukku di akhirat nanti…. Aku kembali dibuatnya tergugu dan terkagum-kagum dengan penjelasan anak ini…hingga membuatku tidak sanggup lagi berkata-kata…

Ingin rasanya kupeluk anak ini dan kubisikan….Nak engkau anak hebat…anak yang sangat berbakti…, aku bangga bisa mengenalmu

Beginilah cara al-Qur’an dan hadits-hadits menjelaskan mengenai kewajiban anak terhadap orang tua. Mereka harus menghormati, berbuat baik, mentaati dan tidak berkata buruk atau sesuatu yang menyakitkan kedua orang tua. “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia” QS. Al-Isra’, 17: 23.

Dalam hatiku berdoa “ semoga Allah selalu melindungi anak ini dimanapun dia berada, dan selalu melimpahkan kasih sayangnya untuk anak yang sholeh ini.

18 Desember 2008

Ketika Aku Rindu Papa (mengenang 4th kepergian Papa)

Pagi ini seorang teman datang padaku dan bertanya, apa sebenarnya motivasi aku berada di Ananda ini??? karena aku selalu saja terlihat bersemangat apabila berbicara soal Ananda.

Jawabku, " karena aku sama dengan mereka, aku bisa merasakan apa yang mereka rasakan…"

Kehilangan seorang Papa yang sangattt menyayangi, amatlah sangat menyakitkan…sampai detik ini pun aku belum mampu melepaskan bayang-bayang papa dari hidupku…betapa waktu berlalu begitu cepat...rasanya baru kemarin aku bercanda ria dengan Papa…...senyum Papa yg selalu meneduhkan hatiku…tidak lagi bisa kutemui…belaian tangannya dikepalaku tidak lagi kudapatkan…airmata ini selalu saja bergulir bila mengingat papa…. Kerinduan itu selalu menyiksaku.....bahkan teramat sangat menyiksaku....

bayangkan rasa hati anak-anak itu…??? Mereka yg masih belia harus rela kehilangan seorang Papa….mereka harus rela menukar waktu bermain mereka demi sesuap nasi…betapa kerinduan atas kasih sayang dan perlindungan yang mereka rasakan amatlah sangat menyiksa batin mereka....sangat menyiksa!

tidak jugakah iba hati kita melihat semua itu??? Rasanya ingin kuteriakan…biar hanya aku saja yg merasakan derita hati itu....agar senyum manis itu selalu berkembang diwajah-wajah cantik mereka.

Itulah kawan mengapa aku berada di Ananda, aku tidaklah bisa menggantikan kerinduan mereka walau dengan apapun juga, namun aku ingin berbuat sesuatu utk mereka…..minimal aku menyediakan bahuku untuk mereka menangis.....

16 Desember 2008

Faith

Apakah dengan semata-mata taat mengerjakan ibadah itu saja, sudah boleh seorang disebut mukmin? Atau apakah mentang-mentang telah meninggalkan kejahatan telah boleh disebut mukmin???

Belum!! Sebab imam itu adalah kemuliaan yang mahal harganya. Manusia itu tidak ada bedanya pada sisi Tuhan,yang berbeda adlah karena kelebihan imam.

Sebab itu mesti diuji Tuhan lebih dahulu dalam dan dangkalnya iman seseorang, jika tidak bergeser iman dari tempatnya ketika datang ujian dan cobaan, barulah boleh disebut beriman.

Kadang telah berkali-kali kita berdoa, bermohon dan meminta dengan sepenuh hati kepada Tuhan, tetapi permintaan dan doa kita tidak juga dikabulkan, apakah kita mendongkol lantaran belum terkabul?? Atau berkecil hatikah kita??

Seorang mukmin tidak mendongkol dan kecewa lantaran permintaannya belum terkabul, karena dia tahu bahwa dirinya itu dibawah perintah dan aturan Tuhan semesta.

Nabi Zakaria yang taat, pernah dipaksa oleh seorang raja yg zalim utk menghukumkan halal barang yg diharamkan Allah, yaitu menikahi anak tiri. Zakaria tidak mau mengubah hukum, walaupun bagaimana, shingga dia dibunuh oleh raja itu. Demikian juga anaknya Yahya, dibunuh juga sebab keras mempertahankan hukum sebagaimana ayahnya.

Orang yang dangkal penyelidikan tentang arti perjuangan hidup tentu akan bertanya:
“Apakah sebab Tuhan Allah membiarkan saja utusan yang dipilihNYa mati dibunuh orang?mengapa tidak dipeliharaNya? Lemahkah Tuhan itu membela utusanNya?”

Kita jangan menyangka, bahwa Allah lemah menolong hambaNya. Teka teki hidup ini amat banyak, orang berakal mati dalam kelaparan, orang bodoh dapat mengumpulkan harta. Pembela kebenaran terpencil didalam hidup, Pengecoh menjadi kaya raya, orang kafir mempunyai harta benda berbidang-bidang tanah, orang islam jadi penyapu jalan. Selidiki dulu rahasia semua, baru ambil kesimpulan.

Seblum kita lihat kesengsaraan yang ada pada kita, mari kita lihat sengsara yang ditanggung para nabi.

Pernahkah mereka mengeluh???
Tidak, karena mereka yakin bahwa kepercayaan kepada Tuhan menghendaki perjuangan dan keteguhan. Mereka tidak menuntut kemenangan lahir, sebab mereka menang terus.

Mereka memikul beban seberat itu, menjadi Rasul Allah, memikul perintah Tuhan karena cinta akan Tuhan, memberi petunjuk manusia karena cinta akan manusia. Sebab itu mereka tempuh kesusahan, pertama membuktikan cinta akan Tuhan, kedua mengembleng batin, ketiga karena rahim dan sayang akan segenap ummat.

Maka apakah lagi yang akan kita keluhkan lantaran cobaan??
Dimanakah derajat kita dibandingkan dengan Nabi-nabi?
Mari kita tempuh liku-liku hidup, mari kita berjuang!
Mari kita bersabar, bertawakal dan berani!
Mengikuti langkah para Nabi.

15 Desember 2008

Tangis Mantika Lewat Puisi

Dari Kecil, aku sudah menjadi anak yatim...
Hidupku selalu menderita...

Saat Matahari terbit dari timur...
Ibuku harus bekerja tanpa mengenal lelah
Tangan menjadi kaki, kaki menjadi tangan, hanya demi sesuap nasi

"Ya Allah..., kuatkanlah hati ibuku, agar sabar menjalani ujian yang Kau berikan ini"

itu puisi dari Mantika...

Mantika ingin menyampaikan jeritan hatinya kepada kita semua....
Mantika butuh kasih sayang dan perlindungan, dan Mantika ingin membahagiakan ibunya....

Adakah yang dapat kita lakukan untuk membahagiakan Mantika dan mewujudkan cita-cita dan harapannya.. ..???

Berikanlah kebahagiaan dan bahagiakanlah mereka seperti kita membahagiakan anak kita sendiri, sehingga mereka akan merasakan kasih sayang dari orang yang menyayanginya sebagai pengganti dari orang tua mereka yang telah tiada.

“Mereka bertanya kepada kamu ya Muhammad tentang soal anak yatim. Katakanlah kepada mereka, memperbaiki keadaan mereka adalah lebih baik dan juga kamu bergaul dengan mereka sama seperti kamu bergaul dengan saudara-saudara kamu sendiri. Allah mengetahui siapa yang berbuat kerusakan dari yang mengadakan perbaikan. Dan jika Allah menghendaki niscaya Allah akan menyempitkan kamu. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana” (QS. Al Baqarah: 220).

09 Desember 2008

Berhentilah Menjadi Gelas


Seorang guru sufi mendatangi seorang muridnya ketika belakangan ini wajah sang murid selalu tampak murung. "Kenapa kau selalu murung, nak? Bukankah banyak hal yang indah didunia ini? Ke mana perginya wajah bersyukurmu? sang Guru bertanya.

"Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya, " jawab sang murid muda.

Sang Guru terkekeh. "Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam.Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu.

"Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta.

"Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu," kata Sang Guru. "Setelah itu coba kau minum airnya sedikit."Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum air asin."Bagaimana rasanya?" tanya Sang Guru."Asin, dan perutku jadi mual," jawab si murid dengan wajah yang masih meringis. Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang meringis keasinan.

"Sekarang kau ikut aku." Sang Guru membawa muridnya ke danau di dekat tempat mereka. "Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau."Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya. Rasanya tak sopan meludah di hadapan mursyid, begitu pikirnya.

"Sekarang, coba kau minum air danau itu," kata Sang Guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat di pinggir danau.Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau, dan membawanya ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir di tenggorokannya, Sang Guru bertanya kepadanya, "Bagaimana rasanya?""Segar, segar sekali," kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan punggung tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air di atas sana . Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah.Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulutnya."Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi?""Tidak sama sekali," kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya,membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas.

"Nak," kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum. "Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih.Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Allah, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah.
"Si murid terdiam, mendengarkan.
"Tapi Nak, rasa `asin' dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya 'qalbu'(hati) yang menampungnya. Jadi Nak, supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan qalbu dalam dadamu itu jadi sebesar danau."

Ibu Adalah Seorang Ibu

Ibu adalah seorang ibu, seorang yang harus dihormati, dimuliakan. Bukankah itu haknya...???? diperlakukan dengan lemah lembut saat masa tuanya.

Ibu, dengan segala kekurangannya...tapi mereka adalah ibu-ibu kita...kenapa kita kadang mengeluhkannya??? toh ibu kita bukan seorang penjahat, bukan pemurtad, tidak melakukan kesyirikan...Ibu kita itu seorang muslimah, rajin ibadah lagi... Bukankah itu kenikmatan yang tak terhingga saat semua anggota keluarga kita dalam naungan islam?

Seandainya pun ada kekurangan, namanya juga manusia, kitapun sebagai anak banyak sekali kekurangannya. Bagaimana kalau beliau tidak mau dinasehati? toh ia bukan sedang melakukan kejahatan, paling hanya kesalahan ringan.

Mungkin banyak hal-hal kecil yang mengesalkan tapi mungkin kita bisa membantunya dengan doa agar ibu berubah. Bukankah kita sewaktu kecilpun banyak mengesalkan dirinya??? lagipula walaupun ia melakukan hal yang buruk, kita harus menasehatinya dengan lembut tanpa harus melukai hatinya.


" Seorang sahabat bertanya, “Ya Rasulullah, siapa yang paling berhak memperoleh pelayanan dan persahabatanku?” Nabi Saw menjawab, “ibumu…ibumu…ibumu, kemudian ayahmu dan kemudian yang lebih dekat kepadamu dan yang lebih dekat kepadamu.” (Mutafaq’alaih).

Tangisku Di Acara Anas


Disela acara Anas kemarin, menjelang makan siang, aku sempatkan diri untuk kumpul dan berbincang** dengan Ananda, ternyata antara anak yang satu dengan yang lain belumlah saling mengenal, Untuk itu, aku minta satu persatu untuk saling memperkenalkan diri….satu persatu anak-anak memperkenalkan dirinya dengan riang gembira……tibalah saatnya giliran Hendrik.

Dengan suara keras Hendrik memperkenalkan dirinya kepada teman-teman yang lain.
“ Nama saya Hendrik, ibu saya bekerja sebagai tukang ojek, seketika suasana menjadi hening… ….Ibuku menarik ojek dari pagi sampai malam, suara Hendrik mulai terdengar parau menahan haru….kadang ibu harus mengantar penumpang dari Cileduk sampai ke Depok, untuk meringankan beban ibu, saya mencari uang saku sendiri dengan menjual kantong kresek di pasar……”

seketika dadaku sesak menahan keharuan mendengar cerita anak ini…..luar biasa….anak ini bisa menyikapi persoalan kehidupannya menjadi sesuatu yang indah….anak ini bisa menyikapi setiap masalah yang hadir pada dirinya setiap hari sebagai hiburan yang senantiasa mendewasakan dirinya…..

Itulah sebabnya bagi orang yang kuat, masalah hidup adalah hiburan yang menyenangkan, bagai nyanyian jiwa dipagi hari menyambut datangnya sinar mentari.

Sama seperti hal nya ibu Hendrik yang mengasuh kedua anaknya, sekalipun berat tetap saja sang ibu mengangap masalah hidupnya bukanlah beban hidupnya melainkan hiburan bagi dirinya. Karena peran ibu dilakukan dengan CINTA & KASIH SAYANG pada sang buah hati.

Berat masalah kita berarti semakin indah hidup kita…

Allah berfirman :

" Dan sungguh akan Kami berikan ujian kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. " (AL BAQARAH (Sapi betina) ayat 155)

04 Desember 2008

Soul

Jiwa adalah harta yang tiada ternilai mahalnya. Kesucian jiwa menyebabkan kejernihan diri, lahir dan batin. Itulah kekayaan sejati.

Hidup kita adalah pertempuran dan perjuangan belaka. Orang yang takut menghadapi kehidupan dan tidak berani menggosok dan mensucikan bathinnya, tidak akan kenal arti lezat.

Belum ada kekayaan yang dicapai oleh seseorang yang tidak menempuh kesulitan. Seorang pahlawan, mencapai titel pahlawan itu dengan darah dan pedang, begitu jg alim ulama dan lainnya,kelihatannya mereka duduk disinggasana kemuliaan dgn senangnya, pdahal mereka mencapai itu dengan susah payah. Demikianlah mencapai kemuliaan bathin.

Mencari bahagia bukanlah dari luar diri, tetapi dari dalam. Kebahagiaan yang datang dari luar kerapkali hampa, palsu.

Kesenangan terletak diantara dua kesusahan, dan kesusahan terletak diantara dua kesenangan atau dalam senang itu telah tersimpan kesusahan, dan dalam kesusahan telah ada unsur kesenangan.

Disinilah nyata arti sebenarnya pada kekayaan dan kemiskinan. Orang yang paling kaya adalah yang paling sedikit keperluaannya, dan orang yang paling miskin adalah yang paling banyak keperluannya

Airmataku Mengalir

Kemarin pagi, sekitar jam 06.30, HPku berdering.....tumben...gak biasanya ada yang menelpon pagi-pagi seperti ini ujar suamiku....jangan-jangan kabar penting bun....bergegas ku ambil HPku...."Assalamualaikum sapa ku....lalu terdengar di ujung sana suara yang bergetar .....Mbakk....bolehkah aku bersadakoh untuk ibunya Jaka....???? aku berharap dengan sadakoh ini, ibuku bisa sembuh dari sakitnya...., tolong ya mbak...tolong di sampaikan..."

Hatiku pun ikut bergetar mendengar penuturan dari si penelpon, aku tak kuasa menahan laju airmata.....terbayang sudah wajah bahagia Jaka dan ibunya mendengar berita bahagia ini.....Sungguh Allah itu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, ditengah kegalauan hati seorang ibu karena ketidak berdayaannya menolong sang buat hati yang menderita sakit, Allah mengirimkan bantuannya melalui tangan manusia mulia ini.....

Entah hadiah apa yang sedang di persiapkan SANG KEKASIH untuk kekasihnya ini ......

Allah berfirman :

" Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya " yaitu walaupun manusia tidak mengetahui bahwa kalian telah bersedekah, akan tetapi Allah mengetahuinya maka jangan cemas, niscaya Allah akan membalas apa yang telah kalian sedekahkan "

(Surat Ali Imran, ayat 92)

Persiapkan Kepribadian Jelang Pernikahan

Untuk menerima adanya seorang pemimpin, sebagai seorang muslimah harus faham dan sadar betul bila menikah nanti akan ada seseorang yang baru kita kenal, tetapi langsung menempati posisi sebagai seorang qowwam/pemimpin kita yang senantiasa harus kita hormati & taati. Disinilah nanti salah satu ujian pernikahan itu.

Sebagai muslimah yang sudah terbiasa mandiri, maka pemahaman konsep kepemimpinan yang baik sesuai dengan syariat islam akan menjadi modal dalam berinteraksi dengan suami, belajar untuk mengenal (bukan untuk dikenal).

Seorang laki-laki yang menjadi suami kita, sesungguhnya adalah orang asing bagi kita, Latar belakang, suku, kebiasaan semuanya sangat jauh berbeda dengan kita menjadi pemicu timbulnya perbedaan. Dan bila perbedaan tersebut tidak diatur dengan baik melalui komunikasi, keterbukaan dan kepercayaan, maka bisa jadi timbul persoalan dalam pernikahaan. Untuk itu harus ada persiapan jiwa yang besar dalam menerima dan berusaha mengenali suami kita....

So...Jadikanlah perbedaan dalam pernikahan itu sebagai Ladang Amal buat kita.

01 Desember 2008

Walau Kebahagian itu Hanya Sesaat

Tut…tut…tut…naik kereta api, siapa hendak turut….??? Hayo…hayooo siapa barisannya yang bisa berjalan dengan gaya yang paling aneh…akan mendapatkan hadiah…. Kak Rika berteriak dengan suara lantang dan penuh kasih….memicu semangat anak-anak utk berlomba…...

Tawa Silvi, Yuni, Vani, Hasbi, Mantika juga anak-anak lain seakan-akan lepas …bahkan Jaka yang menderita kelainan jantung pun lupa akan sakitnya…..kecerian itu terpancar jelas diwajah mereka….Semua berlari, tertawa dan bergembira seakan-akan tidak ingin dan tidak rela melepaskan hari ini untuk berlalu begitu saja…. sesaat mereka melupakan beban hidup yang harus mereka tanggung….

Akankan tawa bahagia itu dapat selalu mereka nikmati...????? Walau Kebahagian itu hanya sesaat….


"Ada seorang laki-laki yang datang kepada nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam mengeluhkan kekerasan hatinya. Nabipun bertanya : sukakah kamu, jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu terpenuhi ? Kasihilah anak yatim, usaplah mukanya, dan berilah makan dari makananmu, niscaya hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi.” [HR Thobroni, Targhib, Al Albaniy : 254]


ALLAHUMAJ'ALNA MINHUM YA RABB...


Ragunan, 9, 2008